Sabarlah, meski kita tak bisa saling menguatkan. Tak perlu lagi kita menunggu atau ditunggu, biarlah Allah menjawab semuanya. Mungkin yang bisa kulakukan saat ini hanya mendo'akanmu. Aku tak bisa menepuk pudakmu apalagi memelukmu, sekali lagi tidak, aku yakin tak mengenalmu seperti itu, dek. Namun, yakinilah bahwa Allah akan menghapus jarak ini. Tak hanya soal doa namun juga cinta.
Aku tahu satu per satu teman-temanku mulai menemukan pasangannya, apalagi di September ini aku mendapat undangan 5 sekaligus. Kelimanya isinya sama yaitu walimahan, dek. Kita do’akan saja semoga saling sakinnah, mawadah, warohmah, amiin. Terkadang aku merasa bosan untuk menunggumu. Namun melihat senyumanmu seolah cemeti penggugah semangatku, meski harus tertatih dan jatuh, dek.
Siapa pun kamu, kerjalah MIMPIMU...
Aku tidak tahu kamu dimana, aku tidak tahu kamu siapa? Siapapun kamu selagi kita belum bertemu, kejarlah mimpimu, kejarlah! Aku juga akan mengejar mimpi-mimpiku. Mungkin hidup bukan hanya soal cinta, masih banyak hal yang perlu kita pikirkan untuk menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Mari kita berbahagia dengan cara kita masing-masing.
Sebentar lagi aku mulai bersiap berangkat menuju hingar bingarnya ibu kota. Memendar, menyatu dalam kemacetan mesin berjalan untuk memburu ilmu. Tetaplah doakan aku, dek. Aku juga sama sepertimu akan mendoakanmu. Saat ini mungkin hanya satu hal yang aku pinta, tetaplah menjadi diri kamu sendiri, tetap semangat dalam menjalankan semua aktifitas dan kewajibanmu. Mari kita saling perbaiki dan memantaskan diri dihadapan-Nya.
Namun, apabila kelak kita tak bertemu dalam mihrab-Nya, tetaplah TERSENYUM, dek. Karena itulah segala Kuasa-Nya.
Salam rindu,
Calon Imammu
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H