Mohon tunggu...
Sonia EmiliaPutri
Sonia EmiliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gurauan Kocak Fadil Jaidi yang Jadi Pemicu Klik Beli!

11 Desember 2023   23:28 Diperbarui: 12 Desember 2023   01:46 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Mizuno K: pexels.com

Jika dianalisis lebih lanjut, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi influencer sebagai efektivitas komunikator dalam menyampaikan pesan, yaitu kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Kredibilitas memiliki tiga komponen di dalamnya, yaitu keahlian (expertise) yang berkaitan dengan keahlian dan pengalaman yang seseorang miliki, dapat dipercaya (trustworthiness) yang berhubungan dengan sikap atau watak baik seseorang, serta daya tarik (attractiveness) yang meliputi daya tarik fisik dan non fisik. Jika seseorang memenuhi ketiga komponen tersebut, maka orang tersebut dinilai memiliki kredibilitas yang tinggi. Atraksi memiliki arti yang serupa dengan daya tarik dalam komponen dari kredibilitas. Tidak dipungkiri bahwa penampilan merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan. Menurut Shelly Chaiken (2005), komunikator dengan penampilan yang menarik dinilai lebih dapat meyakinkan responden. Terakhir, kekuasaan dapat diartikan menjadi dua, dimana orang yang mempunyai kekuasaan biasanya akan memberikan pengaruh (influence) atau otoritas (authority). Influencer memiliki kekuasaan di mana ia dapat mempengaruhi (influencing) orang yang menonton video promosinya di sosial media.

Tidak hanya dari segi efektivitas komunikator yang perlu diperhatikan influencer, tetapi juga faktor psikologis pesan. Faktor psikologis pesan dapat mempengaruhi keputusan khalayak untuk membeli sebuah barang. Faktor psikologis pesan di antaranya, faktor kinesik (ekspresi wajah), paralinguistik (intonasi suara), artifaktual (totalitas), dan afektif (pesan dan sentuhan). Kelima faktor tersebut dapat membuat khalayak merasakan sebuah emosi, di mana emosi tersebut dapat mempengaruhi khalayak untuk membuat sebuah keputusan termasuk keputusan pembelian.

Fadil Jaidi dan Endorsement Uniknya

Sumber: instagram.com/fadiljaidi
Sumber: instagram.com/fadiljaidi

Fadil Jaidi, sosok selebgram yang namanya sudah tak asing lagi di masyarakat. Hampir semua kalangan mulai dari anak kecil, remaja, hingga ibu-ibu mengenal Fadil sebagai sosok yang humoris. Fadil juga kerap bersanding dengan jajaran selebriti lain mulai dari Keanu Angelo, pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, hingga penyanyi terkenal, Rossa. Tingkahnya yang lucu dan menyenangkan disukai oleh banyak orang.

Popularitas Fadil tak lepas dari jejak viralnya di media sosial. Pada awalnya, Fadil Jaidi bersama teman-temannya, Rissa, Nina, dan Sandra membuat channel YouTube di tahun 2016 dengan nama Samsolese. Channel tersebut berisikan video vlog, prank, challenge, hingga drama kreatif. Sayangnya, Samsolese sempat terhenti dikarenakan kesibukan personal yang berbeda. 

Fadil juga memulai perjalanan kariernya dengan membuat video lucu pada platform TikTok. Salah satu videonya yang berisikan tingkah iseng kepada ayahnya yang bernama Pak Muh kemudian viral dan mendapatkan banyak likes. Berkat video itu, Fadil mulai menerima tawaran endorsement dan menyandang julukan sebagai selebgram.

Tak seperti kebanyakan selebgram lainnya, Fadil mampu tampil berbeda dan menunjukkan totalitasnya dalam melakukan endorsement produk. Totalitas tersebut ditunjukkan oleh tingkahnya yang selalu memakai produk yang dikirimkan, meski itu adalah produk seperti baju wanita. Ia juga selalu membuat drama lucu dan memainkan peran layaknya pedagang di Pasar Tanah Abang. Lucunya, Fadil kerap mengajak keluarganya untuk ikut serta dalam drama tersebut. 

Berkat ide-idenya yang menghibur, para pengikutnya di Instagram justru sering menantikan bahkan menagih kapan Fadil akan melakukan endorsement kembali. Totalitas yang ditunjukkan Fadil Jaidi dalam melakukan endorsement membuat pihak kerja sama merasa puas dan mendapatkan feedback bagus berupa meningkatnya penjualan produk sehingga semakin ramai pula orang yang ingin menawarkan kerja sama di akunnya.

Antusiasme dari para pengikutnya yang selalu sigap menonton dan meramaikan konten endorsement Fadil Jaidi membuat mereka disebut sebagai 'pasukan ghoib'. Hal tersebut lantaran pengikutnya yang berjumlah banyak dan hanya berinteraksi melalui dunia maya. Berkat aksi sigap dari pasukan ghoib, Fadil pun selalu bersemangat untuk melakukan endorsement setiap harinya.

Bagaimana Peran Psikologi Komunikator dan Pesan dalam Endorsement Fadil Jaidi

Foto oleh Leeloo Thefirst: pexels.com
Foto oleh Leeloo Thefirst: pexels.com

Pengaruh endorsement yang dilakukan oleh Fadil Jaidi menarik untuk dikaji dari dua aspek penting, yakni psikologi komunikator dan psikologi pesan. Pada aspek psikologi komunikator, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun