Mohon tunggu...
Sonia EmiliaPutri
Sonia EmiliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gurauan Kocak Fadil Jaidi yang Jadi Pemicu Klik Beli!

11 Desember 2023   23:28 Diperbarui: 12 Desember 2023   01:46 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/fadiljaidi

Di era digital saat ini, belanja online telah menjadi gaya hidup yang tak terpisahkan dari hidup kita. Masyarakat kini mulai beralih dari pasar konvensional ke platform belanja online atau marketplace, hal ini disebabkan karena marketplace memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh pasar konvensional. Salah satu keunggulannya adalah kebebasan transaksi tanpa terikat waktu dan tempat, di marketplace kita dapat melihat dan membeli produk kapan pun dan di mana pun. Jaminan keamanan transaksi dan perlindungan data pribadi juga memberikan konsumen kepercayaan yang lebih besar saat berbelanja. Selain itu, adanya ulasan dari konsumen lain akan membantu kita menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi. Tak hanya itu, berbagai promo menarik seperti diskon HarBolNas dan voucher gratis ongkos kirim kerap menjadi daya tarik yang kuat bagi para konsumen.

Maraknya kegiatan belanja online membuat peran para influencer kini menjadi kunci dalam membentuk selera belanja para konsumen. Menurut Sugiharto (2018), Influencer merupakan figur yang bisa memengaruhi orang lain melalui kata-katanya. Tidak selalu selebriti, seorang influencer juga bisa berasal dari kalangan masyarakat biasa asalkan memiliki jumlah followers yang banyak dan bisa memengaruhi pikiran atau tindakan orang lain. Mereka tidak hanya menjadi role model, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam memengaruhi pilihan belanja kita. Dengan daya tarik dan keunikan yang dimilikinya, para influencer berhasil membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya, sehingga sangat mungkin jika seorang influencer bisa memengaruhi preferensi dan gaya hidup siapa saja yang mengikuti mereka. Selain itu, konten-konten kreatif para influencer juga dapat memperkuat citra brand yang mereka promosikan. Maka tidak heran jika kini influencer menjadi salah satu penentu dalam berbelanja.

Apa itu Teori Kredibilitas Sumber? Apa Kaitannya dengan Influencer?

Foto oleh Mizuno K: pexels.com
Foto oleh Mizuno K: pexels.com

Keberhasilan para influencer dalam mempengaruhi kita untuk berbelanja barang yang mereka promosikan disebabkan karena kita merasa influencer merupakan salah satu sumber yang dapat dipercaya. Dalam mempromosikan barangnya, para influencer akan membuat konten berupa review suatu barang dan kita sebagai penonton percaya bahwa review tersebut valid. Hal inilah yang membuat kita merasa yakin untuk membeli barang yang dipromosikan influencer tersebut. 

Dilansir oleh Tetra Pak Index 2017, konsumen biasanya akan mencari informasi dengan minimal empat sumber sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Sumber yang diambil biasanya dari situs resmi produk, akun sosial media produk, ulasan influencer, dan lain-lain. 

Sumber: review.bukalapak.com 
Sumber: review.bukalapak.com 

Berdasarkan statistik yang diambil dari website BukaReview, hasil menunjukkan bahwa konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang menggunakan promosi influencer di sosial media dibandingkan promosi produk secara online (melalui e-commerce) maupun offline (melalui penawaran face-to-face di toko). 

Rasa kepercayaan kita terhadap influencer tersebut berkaitan erat dengan Teori Kredibilitas Sumber. Berdasarkan buku Communication and Persuasion (1953), Teori Kredibilitas Sumber memiliki asumsi bahwa orang akan lebih mungkin dipersuasi jika komunikator yang menyampaikan pesan menunjukkan dirinya sebagai orang yang kredibel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang akan lebih mudah menerima informasi dari orang yang memiliki kredibilitas yang tinggi. 

Apa itu kredibilitas? Kata "kredibilitas" berawal dari istilah "ethos" yang dipakai Aristoteles, dimana "ethos" merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut sifat-sifat pribadi komunikator agar dapat mempengaruhi khalayak. Menurut Aristoteles, persuasi dapat tercapai dipengaruhi oleh karakteristik komunikator, di mana komunikator berhasil membuat komunikan menganggap dirinya dapat dipercaya. Pendapat ini didukung oleh Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2005) di mana dijelaskan bahwa kredibilitas merupakan persepsi komunikate atau khalayak mengenai karakteristik komunikator. 

Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan sebagai Kunci Sukses Para Influencer

Foto oleh meo: pexels.com
Foto oleh meo: pexels.com

Jika dianalisis lebih lanjut, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi influencer sebagai efektivitas komunikator dalam menyampaikan pesan, yaitu kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Kredibilitas memiliki tiga komponen di dalamnya, yaitu keahlian (expertise) yang berkaitan dengan keahlian dan pengalaman yang seseorang miliki, dapat dipercaya (trustworthiness) yang berhubungan dengan sikap atau watak baik seseorang, serta daya tarik (attractiveness) yang meliputi daya tarik fisik dan non fisik. Jika seseorang memenuhi ketiga komponen tersebut, maka orang tersebut dinilai memiliki kredibilitas yang tinggi. Atraksi memiliki arti yang serupa dengan daya tarik dalam komponen dari kredibilitas. Tidak dipungkiri bahwa penampilan merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan. Menurut Shelly Chaiken (2005), komunikator dengan penampilan yang menarik dinilai lebih dapat meyakinkan responden. Terakhir, kekuasaan dapat diartikan menjadi dua, dimana orang yang mempunyai kekuasaan biasanya akan memberikan pengaruh (influence) atau otoritas (authority). Influencer memiliki kekuasaan di mana ia dapat mempengaruhi (influencing) orang yang menonton video promosinya di sosial media.

Tidak hanya dari segi efektivitas komunikator yang perlu diperhatikan influencer, tetapi juga faktor psikologis pesan. Faktor psikologis pesan dapat mempengaruhi keputusan khalayak untuk membeli sebuah barang. Faktor psikologis pesan di antaranya, faktor kinesik (ekspresi wajah), paralinguistik (intonasi suara), artifaktual (totalitas), dan afektif (pesan dan sentuhan). Kelima faktor tersebut dapat membuat khalayak merasakan sebuah emosi, di mana emosi tersebut dapat mempengaruhi khalayak untuk membuat sebuah keputusan termasuk keputusan pembelian.

Fadil Jaidi dan Endorsement Uniknya

Sumber: instagram.com/fadiljaidi
Sumber: instagram.com/fadiljaidi

Fadil Jaidi, sosok selebgram yang namanya sudah tak asing lagi di masyarakat. Hampir semua kalangan mulai dari anak kecil, remaja, hingga ibu-ibu mengenal Fadil sebagai sosok yang humoris. Fadil juga kerap bersanding dengan jajaran selebriti lain mulai dari Keanu Angelo, pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, hingga penyanyi terkenal, Rossa. Tingkahnya yang lucu dan menyenangkan disukai oleh banyak orang.

Popularitas Fadil tak lepas dari jejak viralnya di media sosial. Pada awalnya, Fadil Jaidi bersama teman-temannya, Rissa, Nina, dan Sandra membuat channel YouTube di tahun 2016 dengan nama Samsolese. Channel tersebut berisikan video vlog, prank, challenge, hingga drama kreatif. Sayangnya, Samsolese sempat terhenti dikarenakan kesibukan personal yang berbeda. 

Fadil juga memulai perjalanan kariernya dengan membuat video lucu pada platform TikTok. Salah satu videonya yang berisikan tingkah iseng kepada ayahnya yang bernama Pak Muh kemudian viral dan mendapatkan banyak likes. Berkat video itu, Fadil mulai menerima tawaran endorsement dan menyandang julukan sebagai selebgram.

Tak seperti kebanyakan selebgram lainnya, Fadil mampu tampil berbeda dan menunjukkan totalitasnya dalam melakukan endorsement produk. Totalitas tersebut ditunjukkan oleh tingkahnya yang selalu memakai produk yang dikirimkan, meski itu adalah produk seperti baju wanita. Ia juga selalu membuat drama lucu dan memainkan peran layaknya pedagang di Pasar Tanah Abang. Lucunya, Fadil kerap mengajak keluarganya untuk ikut serta dalam drama tersebut. 

Berkat ide-idenya yang menghibur, para pengikutnya di Instagram justru sering menantikan bahkan menagih kapan Fadil akan melakukan endorsement kembali. Totalitas yang ditunjukkan Fadil Jaidi dalam melakukan endorsement membuat pihak kerja sama merasa puas dan mendapatkan feedback bagus berupa meningkatnya penjualan produk sehingga semakin ramai pula orang yang ingin menawarkan kerja sama di akunnya.

Antusiasme dari para pengikutnya yang selalu sigap menonton dan meramaikan konten endorsement Fadil Jaidi membuat mereka disebut sebagai 'pasukan ghoib'. Hal tersebut lantaran pengikutnya yang berjumlah banyak dan hanya berinteraksi melalui dunia maya. Berkat aksi sigap dari pasukan ghoib, Fadil pun selalu bersemangat untuk melakukan endorsement setiap harinya.

Bagaimana Peran Psikologi Komunikator dan Pesan dalam Endorsement Fadil Jaidi

Foto oleh Leeloo Thefirst: pexels.com
Foto oleh Leeloo Thefirst: pexels.com

Pengaruh endorsement yang dilakukan oleh Fadil Jaidi menarik untuk dikaji dari dua aspek penting, yakni psikologi komunikator dan psikologi pesan. Pada aspek psikologi komunikator, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

1. Kredibilitas

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikasi tentang sifat-sifat komunikator. Pada kenyataannya, title Fadil Jaidi sebagai selebgram membuatnya dipandang orang-orang sebagai sosok yang terpercaya. Selain itu, ia juga selalu membuat endorsement dengan memakai barang tersebut sehingga masyarakat dapat menilai dan percaya dengan apa yang ditunjukkan. 

2. Atraksi

Mudahnya, atraksi merupakan tampilan fisik. Menurut Shelly Chaiken (1997) menyebutkan bahwa komunikator dengan rupa yang cantik atau tampan lebih berhasil meyakinkan responden. Selain itu, orang-orang cenderung lebih tertarik kepada orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya. 

Nah, Fadil Jaidi memiliki rupa yang tampan dengan wajah khas keturunan Arab. Ditambah, Fadil juga seringkali berpenampilan mirip sesuai target produk yang sedang dipromosikan. Contohnya, ia rela berpenampilan dan berperan layaknya ibu-ibu atau remaja wanita demi mencoba baju yang sedang dipromosikan sehingga para pengikutnya lebih tertarik untuk membeli produk tersebut.

3. Kekuasaan

Kekuasaan dibagi jadi 5, yaitu: coercive power (paksaan/hukuman), expert power (keahlian), reward power (imbalan), legitimate power (kekuasaan), dan referent power (kekaguman). 

Kekaguman yang dirasakan para pengikut Fadil Jaidi terhadap sosoknya yang humoris dan rendah hati membuat sebagian besar dari mereka tertarik untuk membeli barang yang dipromosikan di Instagram Fadil Jaidi. 

Selain psikologi komunikator, aspek psikologi pesan juga berperan dalam keberhasilan endorsement Fadil Jaidi, loh! Berikut ini merupakan beberapa faktor psikologi pesan yang terdapat dalam endorsement Fadil Jaidi:

1. Kinesik

Kinesik merupakan gerakan tubuh yang meliputi kontak muka, ekspresi wajah, isyarat dan gestur tubuh. Saat melakukan endorsement, Fadil selalu memainkan ekspresi wajah serta gestur tubuh seolah-olah karakter yang ia mainkan sehingga para pengikutnya  tertarik untuk melihat. 

2. Paralinguistik

Paralinguistik merupakan aspek-aspek suara yang dapat dimengerti seperti kecepatan suara, intonasi, volume, dialek, dan sebagainya. Intonasi suara Fadil Jaidi yang bersemangat mampu menarik perhatian audiens untuk menonton sampai akhir dan menantikan endorsement selanjutnya. 

3. Artifaktual

Dalam melakukan endorsement, Fadil Jaidi selalu berusaha tampil totalitas menggunakan barang yang sedang dipromosikan walaupun barang tersebut berupa daster atau pakaian wanita lainnya. 

4. Pesan Sentuhan

Dalam beberapa videonya, Fadil Jaidi selalu berusaha menunjukkan kehangatan dan keharmonisan keluarga melalui pesan sentuhan yang dilakukan kepada anggota keluarga seperti memeluk ayah dan ibunya, mengelus kepala adiknya serta bercanda dengan kakaknya. Melalui pesan sentuhan tersebut, para pengikut Fadil Jaidi dapat merasakan suasana yang menyenangkan dan menjadi ciri khas tersendiri dalam endorsement Fadil Jaidi.

Cara Agar Tidak Mudah Tergoda Marketing Para Influencer dan Berujung Konsumtif

Foto oleh cottonbro studio: pexels.com
Foto oleh cottonbro studio: pexels.com

Meskipun begitu, penting bagi kita untuk tetap hemat dan tidak mudah tergiur dengan segala hal yang dipromosikan para influencer. Namun, bagaimana caranya agar kita tidak mudah terjebak oleh daya tarik influencer? Berikut merupakan beberapa tips dan trik agar kita terhindar dari hal tersebut:

1. Tetap Rasional dan Kritis

Ingatlah bahwa tidak semua yang ada di media sosial mencerminkan kebenaran, dan beberapa endorsement bisa diatur sedemikian rupa karena pada dasarnya itu hanyalah strategi pemasaran.

2. Tetapkan Prioritas Kebutuhan

Buatlah daftar kebutuhan sebelum berbelanja, pisahkan antara kebutuhan dan keinginan, dan ingatlah daftar ini setiap kali kamu mulai tergoda dengan tawaran atau endorsement yang bukan bagian dari kebutuhanmu.

3. Lebih Bijak dengan Mulai Menabung

Menabung juga dapat mengurangi keinginan kita untuk mengikuti tren barang-barang belanja yang dipromosikan oleh influencer, selain itu menabung juga akan memberikan kita financial freedom dalam menghadapi godaan konsumtif yang merugikan.

Para influencer telah berhasil menghidupkan kegiatan berbelanja online melalui endorsement unik dan menarik mereka, Fadil Jaidi menjadi salah satu contoh influencer yang sukses dalam hal tersebut. Tetapi penting untuk kita tetap bijaksana dengan setiap keputusan pembelian, agar "klik beli" tetap cerdas dan terencana. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait pengaruh endorsement Fadil Jaidi terhadap minat belanja online, kamu dapat mendengarkan Podcast Keju Aroma (Kelompok Tujuh Bersuara dan Berirama) di sini.

Referensi

Halim, A., & Tyr, M. J. (2020). Pengaruh Online Consumer Review dan Influencer terhadap Keputusan Pembelian Produk di Marketplace Shopee. Buletin Ekonomi.

Marpaung, E. S. (2022, January 20). Mengenal Perjalanan Fadil Jaidi, Artis Cilik yang Sukses Menjadi Selebgram dan Youtuber - SUARA USU. Diakses pada 11 Desember 2023.

Yudiaatmaja, Fridayana. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya. Media Komunikasi FIS, 12(2), 31.

Artikel ini ditulis untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Dosen: Ratu Laura Mulia Baskara S.Psi.,M.Sc 

Kelas: D

Kelompok: 7 

1. Luthfiyyah Rahmadiena (2210411047) 

2. Sonia Emilia Putri (2210411138) 

3. Faradilah Witanti (2210411145) 

4. Joe Falenzky Ramadhan ( 2210411146) 

5. Brigitta Putri A. D. R (2210411149) 

6. Nazwa Al Ghany (2210411157)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun