Mohon tunggu...
Sona Solehudin
Sona Solehudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisswa

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Manajemen Keuangan Dalam Menghadapi Inflasi dan Resesi Global

15 Oktober 2022   09:37 Diperbarui: 15 Oktober 2022   19:25 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Impak inflasi global kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, mirip kenaikan harga barang dan  jasa serta inflasi dapat menimbulkan resesi ekonomi yang mana situasi perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari PDB nya turun atau negatif. Lalu bagaimana cara mengelola keuangan di tengah inflasi dan  ketidakpastian ekonomi global saat ini?

Saat ini semua negara di dunia sedang menghadapi ancaman inflasi dunia. Amerika  mengalami inflasi 8% inggris 9,9 % dan  uni eropa 10 % di agustus 2022. Inflasi di indonesia juga mengalami kenaikan. Di september 2022, inflasi indonesia naik 95 %, lebih tinggi dari bulan agustus 2022 yang sebesar 4,69 %. Kenaikan inflasi pada indonesia adalah akibat asal inflasi dunia dan  kenaikan harga bahan bakar minyak atau bbm.

Pengaruh dari inflasi yg paling kita nikmati pada kehidupan sehari-hari merupakan harga barang dan  jasa semakin naik, sedangkan daya beli menurun. Kita pula mampu melihat banyak terjadi pengurangan tenaga kerja atau phk di banyak sekali perusahaan. Tetapi, kita patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi indonesia secara holistik masih baik, bahkan kredit perbankan tumbuh 10,62 % pada agustus 2022.

Lalu bagaimana cara mengelola keuangan pada tengah inflasi global ini?

Pertama, kelola pos keuangan dengan baik serta hidup ekonomis. Atur keuangan dengan memisahkan antara kebutuhan dan  keinginan. Prioritaskan membelanjakan uang hanya buat kebutuhan yang mendesak. Kita tak tahu berapa usang inflasi global akan berlangsung, oleh karenanya hidup dengan ekonomis akan sangat membantu kita pada mengatur keuangan serta menyisihkan uang buat menabung.

Biaya  pengeluaran jua bisa dipotong menggunakan mengganti gaya hayati, seperti memasak sendiri alih-alih memesan makanan secara daring atau menggunakan moda transportasi yg lebih hemat seperti menggunakan transportasi awam dari pada menggunakan membawa kendaraan pribadi.

Kita pula bisa mengatur penghasilan yg kita terima menggunakan rumus 50:30:20, yaitu 50 % dari penghasilan digunakan buat kebutuhan utama dan  membayar tagihan, 30 % untuk hiburan serta asa eksklusif, dan  20 persen buat tabungan serta investasi. Rumus ini bukan berlaku baku serta mampu diubah sesuai dengan kebutuhan setiap orang.

Ke 2, mencari tambahan pendapatan di luar pendapatan rutin. Kita dapat memanfaatkan hadirnya banyak sekali platform lokapasar (marketplace) buat memasarkan produk atau jasa secara daring, contohnya. Hobi menghasilkan kue atau mengolah juga mampu dimaksimalkan sebagai asal penghasilan tambahan. Tetapi, ingat jangan mencari tambahan pendapatan melalui pinjaman daring (online). Pinjaman ialah utang. Apalagi, pinjaman daring ilegal yang bisa menjebak kita menggunakan bunga tinggi.

Ketiga, siapkan dana darurat. Modal darurat adalah biaya usaha spesifik yg dialokasikan buat kebutuhan bukan terduga,mirip terkena phk, mengalami kecelakaan, kehilangan sumber mata pencarian, dan  hal jelek lainnya. Kita dapat menyimpan modal darurat ini pada bentuk simpanan di bank supaya safety serta praktis diambil suatu saat. Simpanan pada bank juga dijamin sang forum penjamin simpanan hingga Rp 2 miliar per nasabah pada setiap bank.

Menjadi gambaran perkiraan dana darurat, alokasi kebutuhan biaya usaha darurat buat lajang ialah enam kali biaya  hidup per bulan. Sementara modal darurat buat yg sudah berkeluarga dan  memiliki tanggungan ialah sebesar 12 kali porto hidup per bulan.

Tips berinvestasi :

Keempat, berinvestasi sinkron profil risiko. Berinvestasi mampu menjadi galat satu cara menghadapi inflasi sebab uang yg diinvestasikan bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari pada taraf inflasi. Namun, inflasi pula mempunyai risiko, yaitu mampu rugi atau kehilangan uang yang kita investasikan.

Risiko itu bisa diminimalkan dengan memilih instrumen investasi yang minim risiko serta mendiversifikasikan investasi ke aneka macam instrumen. Perlu diingat pula bahwa investasi tidak selaras dengan tabungan. Memperoleh keuntungan dari investasi membutuhkan saat atau jangka panjang.

Untuk anda yg ingin berinvestasi di masa tantangan inflasi global saat ini dapat berinvestasi menggunakan menentukan instrumen investasi yang cukup stabil berasal risiko fluktuasi. Model instrumen investasi yg bisa dipertimbangkan, antara lain, investasi pada pasar keuangan mirip surat berharga negara (sbn ritel) dan  reksa modal pasar uang.

Waktu ini pemerintah sedang memberikan obligasi negara ritel (ori) seri 22 atau ori022 yang dapat diperoleh mulai dari rp 1 juta dan  kelipatannya sampai rp lima miliar. Kita mampu membantu negara sekaligus menerima keuntungan asal kupon sebesar 5,95 % permanen (fixed) per tahun selama tiga tahun.

Berinvestasi di sbn ritel kini   pun semakin praktis dengan adanya e-sbn, yakni kita dapat membeli ori02022 secara daring selama masa penawaran mulai 26 september 2022 hingga 20 oktober 2022.

Siap berinvestasi? Jangan lupa senantiasa berhati-hati menggunakan penipuan berkedok investasi. Selalu cek legalitas perusahaan, produk yang dipasarkan, dan  agen pemasar telah memperoleh biar   berasal otoritas yang berwenang, mirip otoritas jasa keuangan (OJK).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun