Keempat, berinvestasi sinkron profil risiko. Berinvestasi mampu menjadi galat satu cara menghadapi inflasi sebab uang yg diinvestasikan bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari pada taraf inflasi. Namun, inflasi pula mempunyai risiko, yaitu mampu rugi atau kehilangan uang yang kita investasikan.
Risiko itu bisa diminimalkan dengan memilih instrumen investasi yang minim risiko serta mendiversifikasikan investasi ke aneka macam instrumen. Perlu diingat pula bahwa investasi tidak selaras dengan tabungan. Memperoleh keuntungan dari investasi membutuhkan saat atau jangka panjang.
Untuk anda yg ingin berinvestasi di masa tantangan inflasi global saat ini dapat berinvestasi menggunakan menentukan instrumen investasi yang cukup stabil berasal risiko fluktuasi. Model instrumen investasi yg bisa dipertimbangkan, antara lain, investasi pada pasar keuangan mirip surat berharga negara (sbn ritel) dan  reksa modal pasar uang.
Waktu ini pemerintah sedang memberikan obligasi negara ritel (ori) seri 22 atau ori022 yang dapat diperoleh mulai dari rp 1 juta dan  kelipatannya sampai rp lima miliar. Kita mampu membantu negara sekaligus menerima keuntungan asal kupon sebesar 5,95 % permanen (fixed) per tahun selama tiga tahun.
Berinvestasi di sbn ritel kini  pun semakin praktis dengan adanya e-sbn, yakni kita dapat membeli ori02022 secara daring selama masa penawaran mulai 26 september 2022 hingga 20 oktober 2022.
Siap berinvestasi? Jangan lupa senantiasa berhati-hati menggunakan penipuan berkedok investasi. Selalu cek legalitas perusahaan, produk yang dipasarkan, dan  agen pemasar telah memperoleh biar  berasal otoritas yang berwenang, mirip otoritas jasa keuangan (OJK).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H