Mohon tunggu...
Somil Hadi
Somil Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Somil Hadi

Somil Hadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Peluruhan atau Decay Theory Lupa Kunci (Teori Lupa)

12 November 2021   17:03 Diperbarui: 12 November 2021   17:22 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TEORI PELURUHAN ATAU DECAY THEORY LUPA KUNCI (TEORI LUPA)

Lupa terhadap sesuatu kerap kali dialami oleh setiap orang baik secara sadar maupun tidak sadar. Jika hal ini sering terjadi maka akan menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun 2011, ketika komputer IMB yang disebut Watson mengalahkan dua macam manusia yang sangat cerdas feopardy, dunia ramai-ramai memperbincangkannya apakah itu berarti bahwa mesin akhirnya akan mengalahkan manusia berpikir. 

Namun saintis kognitif dengan cepat mengungkapkan bahwa pikiran manusia sebenarnya jauh lebih lebih kompleks daripada komputer; mesin-mesin belum mempelajari cara membuat permainan kata dan gurauan, belum memiliki pengetahuan terkini mengenai perasaan orang lain atau menulis naskah drama ata buku. meskipun demikian, hubungan pararel antara pemikiran manusia dan mesin dapat berguna sebagai panduan untuk berpikir mengenai kognisi karena keduanya secara aktif memperoses informasi dengan cara mengubah, mengorganisir dan menggunakannya untuk membuat suatu keputusan. Layaknya seperti komputer memanipulasi representasi dari angka 0 dan 1 di dalam dirinya untuk "berpikir", kita juga dapat memanipulasi representasi internal terhadap objek, aktivitas dan situasi secara mental.

Setiap hari saat kita menjalankan berbagai aktivitas sesungguhnya kita sedang melakukan pengambilan keputusan, membuat rencana, menyimpulkan, menjelaskan berbagai hal, mengorganisir dan mengulangi hal-hal tersebut. 

Segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang akan melekat didalam memory kita, namun pada kenyataannya kerap kali sesuatu yang sudah  kita lakukan berulang-ulang ternyata memori kita tidak mampu untuk mengingat semuanya alias "lupa". 

Mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi? Mengapa pada saat-saat tertentu memory kita seolah-oleh berhenti mengingat? Fenomena ini mengingatkan saya dengan salah satu rekan pelayanan saya yaitu Bapak Kristian Kalalembang. 

Beliau tinggal disalah satu kontrakan kira-kira 1 Km dari tempat pelayanan. Setiap Senin sampai Jumaat kami bersama-sama melayani dikampus Sekolah Tinggi Teologi Pelita Dunia mulai pukul 08.00-16.00. Sembari pelayanan dia juga sedang menlanjutkan study S2. 

Karena kesibukan pelayanan dan mengerjakan tugas-tugasnya kerap kali dia pulang sampai jam 22.00-00.00, karena pulang sudah terlalu malam kerap kali terjadi sesuatu yang sangat tidak enak yaitu kunci kontrakannya lupa dicabut dari pintu. 

Pada suatu malam pernah dia tidur didalam kontrakan sementara kunci pintu lupa dicabut dan bergantung dipintu bagian luar sementara dia sudah tidur nyenyak didalam kontarakan.

 Selain pada malam hari dia juga kerap kali lupa mencabut kunci pintu ketika ia berangkat untuk pelayanan, bahkan saat sampai di kampus pun dia tidak ingat jikalau kuncinya masih bergantung dipintu. Biasanya dia akan ingat saat hendak kembali ke kontrakan dan ia akan panik mencari kunci kontrakannya. Hal ini terjadi bukan hanya satu atau dua kali, tetapi sudah terlalu sering terjadi. Apa dan bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana proses memori bisa bekerja? Mari kita melihat tiga tahap memori. Teori memori menyatakan lupa sebagai kegagalan pada stadium satu atau bahkan lebih.

Pertama; Tahap Penyandian: Penyandian adalah suatu tahapan memasukan ke dalam memori untuk menyandikan informasi jangka pendek. Kita secara selektif memilih tentang apa yang sedang kita perhatikan, memori jangka pendek ini akan menampung apa yang kita pilih. Ini berarti sebagaian besar yang kita temui dan lakukan pada tahap-tahap tertentu tidak masuk ke dalam memori jangka pendek dan tidak dapat diambil kembali. 

Sehingga hal ini menyebabkan banyak terjadi gangguan yang biasa disebutkan dengan nama "masalah memori" hal ini disebabkan karena tidak adanya atensi (perhatian) yang khusus. Pada tahapan ini memori kita sedang di paksa untuk menerima berbagai informasi. Informasi yang diterima akan difilter dan diolah oleh memori dan masuk kedalam tahapan penyimapan.

Kedua; Tahap Penyimpanan: Tahap penyimpanan adalah suatu proses mempertahankan sesuatu yang kita lihat, rasakan dan ekspresikan didalam memori. 

Mungkin fakta yang paling jelas tentang memori jangka pendek ialah kapasitasnya yang sangat terbatas. Herman Ebbinghaus, yang memulai penelitian eksperimental tentang memori pada tahun 1885, melaporkan hasil yang membuktikan bahwa batas yang dimiliki oleh dirinya adalah tujuh butir. 

Sekitar 70 tahun kemudian, George Miller (1956) juga terkejut oleh kekonstanan ini yang dinamakannya "angka tujuh yang ajaib". Berhubungan dengan angka ini kemudian ahli psikologi menentukan angka ini dengan menunjukan kepada subjek berbagai urutan butir-butir yang tidak berhubungan dengan (angka, huruf atau kata) dan kemudian meminta subjek untuk mengingat butir-butir tersebut secara berturut-turut. 

Butir-butir itu dipresentasikan secara cepat dan subjek tidak memiliki waktu untuk mengubahnya menjadi informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang, oleh sebab itu jumlah butir yang diingat hanya mencerminkan kapasitas penyimpanan memori jangka pendek. Penyebab utama dari lupa dalam memori jangka pendek adalah informasi mengalami peluruhan dengan berjalannya waktu. 

Dengan demikian, tampaknya informasi yang berada ditempat terdepan memori kita akan dilepas. Salah satu pengecualian utama butir ini melibatkan pengulangan: butir-butir yang kita ulangi tidak segera mengalami penggeseran atau peluruhan. Pengulangan terhadap informasi melindunginya dari pergeseran karena kita tidak dapat menyandikan butir yang sama pada waktu yang bersamaan dengan kita mengulangi butir yang lama. 

Pengulangan mungkin menghalangi peluruhan secara lebih langsung: pengulangan suatu butir yang baru hilang sebagian membawanya ke kekuatan penuh lagi. Memori jangka pendek memiliki peranan yang sangat penting dalam pikiran sadar. 

Jika kita secara sadar memcoba memcahkan suatu masalah, kita sering menggunakan memori jangka pendek sebagai ruang kerja mental. Pada saat kita sedang berpikir, kita biasanya melakukan sejumlah aktivitas mental  dalam pikiran kita  dan sadar dengan tujuan-tujuan di kepala kita, seperti memecahkan masalah, membuat rencana atau mengambil sebuah keputusan. 

Namun beberapa proses mental ini terjadi secara tidak sadar. Sehingga kita menggunakannya untuk menyimpan bagian-bagian masalah serta informasi yang diambil dari memori jangka panjang yang masih relevan dengan masalah yang terjadi.

Tiga;Tahap Pengingatan: Tahap pengingatan adalah suatu proses pengambilan dari memori. Pengambilan sebagai suatu proses pencarian. Pada saat keputusan meningkat sebanding dengan jumlah butir dalam memori jangka pendek. 

Mari kita coba pikirkan dan menganggap isi memori jangka pendek kita sekarang sedang aktif dikesadaran. Intuisi kita akan menyatakan bahwa akses ke informasi itu mudah dan segera. Dengan demikian pengambilan keputusan tidak bergantung pada jumlah butir yang ada pada kesadaran kita.

 Kemampuan dan kesadaran berpikir membuat memori kita menjadi terangsang, sehingga mampu mengingat dan bertindak. Pada proses pengambilan keputusan ini seringkali tidak disadari kita biasa lupa akan sesuatu yang mesti kita lakukan.

Elizabeth Lutos adalah salah satu peneliti memori yang mengelompokkan setidaknya ada empat hal yang memyebabkan seseorang lupa sesuatu. Keempat hal ini ialah kegagagalan untuk menyimpan ingatan, adanya gangguan, kegagalan mengambil informasi dan motivasi untuk melupakan sesuatu. Mari kita melihat bagian ini masing-masing:

Pertama; kegagalan untuk menyimpan ingatan. Banyaknya informasi yang diterima tatkala membuat memori tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya informasi yang diterima tersebut tidak tersimpan pada memori jangka panjang. Kegagalan memori dalam menyimpan informasi dapat mencegah informasi yang baru untuk masuk ke memori jangka panjang, sehingga pada momen tertentu seseorang tidak akan ingat dengan apa yang sudah didengar dan kerjakan.

Kedua; adanya gangguan. Terjadinya gangguan didalam memori disebabkan oleh saling bersaingnya antar memori dalam menerima informasi, sehingga dapat menganggu kerja memori lain. Saat bersamaan atau berbeda waktu memori menerima informasi yang mirip sehingga membuat seseorang sulit mengingat informasi-informasi yang sudah terjadi.

Ketiga; kegagalan mengambil informasi. Kegagalan untuk mengambil informasi yang sudah terjadi merupakan masalah yang sangat lumrah, sehingga membuat seseorang lupa akan sesuatu yang harus dilakukan. Mengapa hal ini bias terjadi? Untuk kita dapat memhami hal ini, mari kita coba pikirkan tentang teori peluruhan atau decay theory. 

Teori ini hendak menjelaskan bahwa memori yang kita miliki seiring berjalannya waktu memori ini akan memudar, bahkan dalam jangka waktu yang begitu panjang memori ini akan menghilang. Ketika memori ini hilang maka pikiran tidak akan selaras dengan apa yang harus kita lakukan.

Keempat; ada motivasi untuk melupakan sesuatu. Perlu untuk disadari bahwa kegiatan-kegiatan mental yang dilakukan secara terus menerus akan membuat memori semakin kuta dan peka untuk menyimpan dan mengingat beragam informasi yang terjadi. Tapi terkadang seseorang akan secara aktif berusaha meluapakan sesuatu tertentu hal disebabkan mungkin karena kelelahan, pikiran yang tidak stabil da nada rasa trauma yang mendalam. 

Kegiatan ini akan memicu memori untuk menghapusnya. Berjalannya waktu memori ini akan membentuk yang namanya suppression dan repression. Suppression adalah dalam keadaan sadar namun berusaha melupakan, sedangkan repression adalah dalam keadaan tidak sadar dan berusaha untuk melupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun