Mohon tunggu...
Somad Latif
Somad Latif Mohon Tunggu... Guru - SMK Pembangunan Nasional Purwodadi

Guru Honor di Sekolah Swasta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prespektif Imam Al-Ghozali dalam Menghindari Akhlak Mazmumah, Hidup Berfoya-foya, Takabur, Riya, dan Sum'ah

17 Oktober 2024   12:01 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jalandamai.org/

4. Sum'ah Menurut Imam Al-Ghazali

Sum'ah adalah keinginan untuk dikenal dan dipuji karena suatu amal atau kebaikan yang dilakukan. Jika riya' berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan di hadapan orang lain, sum'ah berkaitan dengan amal yang disebarkan setelah perbuatan tersebut selesai, dengan harapan mendapat pengakuan. Al-Ghazali menjelaskan bahwa sum'ah adalah bentuk dari mencari popularitas dan reputasi di dunia, yang dapat merusak keikhlasan seseorang.

Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa melakukan suatu perbuatan untuk sum'ah (agar orang mendengarnya), maka Allah akan mempermalukannya, dan barangsiapa berbuat untuk riya' (agar orang melihatnya), maka Allah akan mempermalukannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menurut Al-Ghazali, sum'ah mengandung bahaya yang sama dengan riya'. Orang yang selalu mencari pengakuan dari manusia akan kehilangan keberkahan dalam amalnya. Amal yang ikhlas semata-mata karena Allah akan lebih bernilai di mata Allah daripada amal yang dilakukan untuk mengejar popularitas dunia.

Dampak Sosial dan Spiritual Akhlak Mazmumah

Hidup berfoya-foya, takabur, riya', dan sum'ah memiliki dampak yang serius terhadap kehidupan sosial dan spiritual seseorang. Secara sosial, sifat-sifat ini menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan antarindividu, menimbulkan persaingan yang tidak sehat, iri hati, dan ketidakpedulian terhadap sesama. Secara spiritual, penyakit-penyakit hati ini menghalangi seseorang dari mencapai kedekatan dengan Allah, menghapus pahala amal, dan menutup pintu keberkahan.

Al-Ghazali mengajarkan bahwa tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) adalah kunci untuk menghindari akhlak mazmumah ini. Dengan membersihkan hati dari penyakit seperti hidup berfoya-foya, takabur, riya', dan sum'ah, seseorang akan mendapatkan kedamaian batin dan hidup yang diberkahi.

Kesimpulan

Ajaran Imam Al-Ghazali tentang akhlak mazmumah menekankan pentingnya kesederhanaan, kerendahan hati, keikhlasan, dan ketulusan dalam setiap perbuatan. Hidup berfoya-foya, takabur, riya', dan sum'ah adalah penyakit hati yang dapat merusak hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia. Dengan mendalami ajaran Al-Ghazali serta berpegang pada dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis, kita dapat menjaga diri dari perilaku negatif ini dan meraih kehidupan yang penuh keberkahan dan kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun