Mohon tunggu...
solihin Ardy
solihin Ardy Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru SLB

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sehelai Daun yang Tertinggal 2

15 Oktober 2015   08:58 Diperbarui: 15 Oktober 2015   09:59 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Butir butir kata berjatuhan dari mulutmu yang seksi

Seperti detak jantung  empat nada

Menghujam dadaku

Perlahan

 

Lamban

Senyummu ranum

Seperti mawar yang baru saja mekar

Aromanya pendar  memecah awan yang mulai lindap

 

Semua bermula dari pertemuan yang sederhana

Kurekam setiap liuk lekuk tubuhmu

Lalu kusimpan di pagi dan petang

Kurawat setiap ucap yang kau tinggalkan

Meski sempat  ingin kucampakkan di gigir trotoar

 

Kerinduan tak selalu memaksa

Meski perasaan selalu mendesak

Aku masih sangat teringat ketika butir kata  kata itu

Engkau ludahkan tepat di dua sisi mataku

Butiran itu hancur  lalu melukis dendam

dan bersemayam di dada

 

Kini kau merajuk pada nasib

Dan padaku yang tak benar-benar mencintaimu

Padahal  cinta tak selalu nampak

Ia selalu hadir setiap saat

Menemani kisah sedih atau bahagia

 

Hujatlah semua yang lekat pada dirimu

Karna ia akan selalu merekat pada angin

Dan hujan

Menggerus semua kisah cinta

Yang diceritakan kembali

Lewat sajak yang tergesa

Atau prosa romantis

 

Sehelai daun yang tertinggal

Belum sempat kusemai

Ia jatuh telungkup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun