Mohon tunggu...
solihin Ardy
solihin Ardy Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru SLB

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Lorong,  Angin Jarang Berbisik

12 Oktober 2015   23:03 Diperbarui: 12 Oktober 2015   23:03 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

aku gagal menuntun jari  untuk memilih

antara sesak-padat  kerumunan kata

seperti melukis pada angin yang runtuh

atau menangkap asap yang melayang  di udara

 

berhari-hari  bahkan  purnama telah berganti

kata yang  tepat tak kunjung kutemui

agar hadir dalam bait  puisi

mengisi ruang yang masih sunyi

 

malam ini purnama muram dan pendiam

awan hitam merayap naik  lalu berkelebat , lenyap

aku tak mampu merawat  kata yang berserak

di bawah meja atau pada asbak yang terbakar

 

aku tak lelah menulis puisi

hanya gagal merajut kata yang terkoyak

menumpuk di benak

mewujud mantra-mantra  kramat

 

di lorong,

angin jarang berbisik

pagi selalu mengendap dan lenyap

menjelma terik yang  bising

 

aku belum rampung menyusun  serpihan kata

tiba-tiba  angin mulai menyapa

kami berbincang tentang hujan yang  tak lekas turun

meski mendung sering bergelayut di kepalaku

                                                              

di  beranda,

kami duduk memuja waktu

tanganmu mengusap peluh di  leherku

menirisnya di sebatang bunga yang layu

 

percakapan itu terus mengalir deras

hingga menembus pekat  malam

kami berharap  esok matahari tak mengendap

hening.

Metro, 29 Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun