Mohon tunggu...
solekhah  Lekhah
solekhah Lekhah Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis amatir

Penulis pemula yang ingin menuangkan imajinasi nya, merasa perlu belajar dan belajar lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Misha Maria

8 September 2020   13:24 Diperbarui: 10 September 2020   15:31 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku Mencintai Emier. Seorang laki laki dari Kuwait, cinta kami tumbuh begitu kami  menempuh pendidikan di Swedia. Kau tahu Aku akan di Jodohkan dengan pria Rekan Ayah Ku, yang mana Dirinya lebih cocok Ku sebut Ayah dari pada Suami. Ku mohon tetap lah diam jika ada orang lain yang bertanya akan kepergian Kita" Puteri Zaine berujar. 

Setelah melakukan penerbangan dari Dubai ke Mesir Misha melangkah menyusuri area bandara. Didepannya sudah ada laki laki yang dirinya ketahui bernama Emier yang mana begitu Puteri Zaine tiba laki laki itu melambaikan tangan nya dan bergegas menghampiri nya. 

"Kita tidak punya waktu Emier, segeralah pergi dari sini. Atau Ayah akan menemukan kita" ujarnya.

"Kau membawa orang lain? Bagaimana Bisa Zaine! Mereka akan mudah melacak Mu" ujarnya begitu mereka sudah berada di dalam mobil. Misha terdiam melihat perdebatan antara mereka berdua.

"Tidak akan ada yang bisa melacak Kami, secepatnya kita harus Pergi dari sini. Dan kita bisa menikah!" Sarkas Zaine cepat membuat Emier menghela napas lelah, memilih melajukan mobil nya.

Sudah genap satu bulan setelah dirinya bersembunyi baik Misha maupun Puteri Zaine berpindah pindah tempat, dari satu kota ke kota lain. Entah hari yang sial bagi Puteri Zaine atau dirinya. Rumah sewaan perempuan cantik itu sudah lebih dulu di sergap oleh beberapa pria berbadan tinggi beserta anak buahnya. Misha tahu betul bodyguard itu diamanatkan untuk menjemput Anak tuannya. Misha mendekati Puteri Zaine yang tengah berusaha memberikan beban pada pintu, nyatanya secanggih apapun pintu dihadapan nya akan kalah saing dengan kekuatan para bodyguard tuan Karim yang sudah memberi ancang-ancang mendongkrak nya dari Luar.

"Maria...pergilah, bawa Paspor Mu! Dan dokumen Mu yang Lainnya" titah Puteri Zaine dengan bergetar.

"Maafkan Aku Maria, karena Ku Kau jadi seperti Ini. Terimakasih sudah menjadi orang terdekat ku saat Ini. Semoga Kau dapat menemukan kebahagiaan Mu di Luar sana" titahnya. Misha menggelengkan kepala enggan membuat sang Puteri marah padanya.

"Cepat Maria pergilah, lewat jendela belakang!" Teriaknya. 

misha melangkah tertatih tak mempedulikan langkah kaki nya yang sudah luka karena dirinya nekat pergi melalui jendela rumah. nyata nya takdirnya semakin dekat setelah kepergian puteri Zaine ke Dubai, seolah bagaimana takdir yang tidak berpihak kepada mereka berdua. Puteri Zaine  harus kembali ke tanah airnya dengan keterpaksaan dan  Emier sudah lebih dahulu menghilang di tengah kegentingan sang puteri, Misha ingin memaki lelaki itu begitu tak bertanggung jawab nya meninggalkan Puteri Zaine di kota orang. 

Satu minggu  Misha berjalan tanpa Arah, dirinya layaknya seorang gelandang yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, kadang kalanya ada yang berbaik hati mau memberikan makanan padanya. Kini dirinya memilih pergi ke tepi sungai Nail sebagai pemberhentian terakhir dari perjalanan nya, setelah dua hari dirinya menyusuri sungai Ini. Sudah tidak ada tersisa untuk Misha pergi ke Dubai ataupun Ke tanah Airnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun