Mohon tunggu...
Soleha Amalia
Soleha Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UINSA

Hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Toleransi Antar Agama

2 Desember 2024   12:08 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:43 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal, serta berhak atas kebebasan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara."

pasal ini menunjukkan bahwa kebebasan beragama dijamin dalam konstitusi Indonesia sebagai bagian dari hak asasi manusia yang tidak bisa diganggu gugat, meskipun dalam praktiknya, Indonesia juga mengatur pemelukan agama melalui sistem negara yang mengakui enam agama resmi (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu).

Namun demikian toleransi tidak selalu mudah untuk diterapkan, Meskipun nilai toleransi terdengar sederhana—yaitu menerima dan menghormati perbedaan—dalam praktiknya, hal itu jauh lebih kompleks dan penuh tantangan. Toleransi melibatkan sikap terbuka, pengertian, dan kesediaan untuk menerima keberagaman dalam berbagai bentuk, yang tentu saja tidak selalu mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Keberagaman yang ada dalam masyarakat, baik itu dalam hal agama, budaya, etnis, atau pandangan politik, sering kali menjadi sumber ketegangan. Perbedaan ini bisa mengarah pada rasa curiga, ketakutan, atau bahkan kebencian terhadap kelompok yang dianggap "berbeda". Hal ini membuat penerapan toleransi menjadi tantangan besar karena kita harus bisa mengelola perasaan dan sikap kita terhadap perbedaan tersebut. Terlebih media sosial dan berita dapat memperburuk masalah ini. Banyak informasi yang tersebar di dunia maya bisa jadi sangat bias, memuat hoaks, atau bahkan provokasi yang memperburuk polarisasi sosial. Ini bisa menambah ketegangan antar kelompok, membuat kita lebih sulit untuk menerima perbedaan. Ujaran kebencian dan diskriminasi seringkali mendapatkan perhatian yang lebih banyak di media, sehingga kesan bahwa perbedaan itu berbahaya bisa tersebar luas. Melihat hal itu perlu adanya solusi untuk problem ini salah satunya dengan cara mendidik generasi muda tentang pentingnya toleransi, keberagaman, dan menghargai perbedaan sejak dini.

Pendidikan

Pendidikan adalah sarana utama untuk membentuk karakter dan pola pikir individu sejak usia dini. Di sekolah, siswa diperkenalkan dengan beragam materi yang dapat membangun sikap toleransi, seperti pelajaran tentang hak asasi manusia, keberagaman budaya, serta pengenalan agama-agama besar di dunia. Dengan pengetahuan yang cukup, siswa dapat memahami bahwa perbedaan agama adalah bagian dari keberagaman yang harus dihormati dan dihargai. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pendidikan berasal dari kata "didik" yang kemudian mendapatkan imbuhan "pe-" di awal kata dan akhiran "-an". pendidikan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengubah sikap dan perilaku individu atau kelompok dengan cara mengajarkan atau melatih mereka agar berkembang secara optimal. Proses ini bisa berlangsung melalui berbagai metode, seperti pengajaran, pelatihan, kursus, atau bahkan pengalaman hidup yang didapatkan di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun