Jamu Trisula Ampuh Hadir di Sekolah
Disusun Oleh
Sofyan Zakaria Utiarahman
Saya pernah mendengar kalimat, "siswa tidak mungkin melakukan sesuatu kegiatan/pekerjaan yang berbeda dari biasa." Asumsi itu harus dihilangkan dari pemikiran kita sebagai pendidik. Para guru harus mampu "keluar dari zona nyaman" untuk menuntun peserta didik menjadi individu yang mengetahui dan menguasai keterampilan hidup dan memiliki profil pelajar Pancasila.
Dalam mewujudkan hal tersebut, salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh guru adalah mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan P5 harus dilaksanakan secara tersistem, terarah, dan berkelanjutan dengan menggunakan instrumen asesmen yang valid dan terukur.
Para siswa kelas 5 dan 6 SD Negeri 06 Paguyaman melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dengan tema Kearifan Lokal dan Topik Membuat Jamu Trisula Ampuh.
Berikut aksi nyata yang dilakukan di SD Negeri 06 Paguyaman
Langkah 1: Melaksanakan Sosiaisasi P5 Kepada Orang Tua/Wali Siswa
Langkah 2: Melaksanakan Asesmen Awal
Asesmen awal dilaksanakan untuk memetakan implementasi P5 sesuai dengan kebutuhan siswa. Berdasarkan asesmen awal tersebut, dari 34 siswa fase C, dibagi menjadi empat kelompok. Hal tersebut dilakukan setelah fasilitator P5 Fase C melakukan analisis hasil Asesmen. Terbentuk 4 kelompok: Kelompok Timbuwale: 8 orang, Kelompok Alawahu: 8 orang, Kelompok Linggoboto: 9 orang, dan kelompok Melito: 9 orang. Setiap kelompok akan membuat jamu Trisula Ampuh dengan proses yang berbeda. Hasil asesmen awal memetakan siswa menjadi empat kelompok: 1) Kelompok Parut Rebus; 2) Kelompok Parut Seduh; 3) Kelompok Iris Rebus; dan 4) Kelompok Iris Seduh.
Langkah 3: Melaksanakan Proses Pembelajaran P5
Proses pembelajaran P5 dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas) pertemuan. Peserta didik kelas 5 dan 6 (Fase C) berkumpul bersama. Fasilitator fase C yang terdiri dari 3 (tiga) orang guru melaksanakan pembelajaran: membimbing, mengarahkan, menuntun, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Peran para fasilitator tersebut, sebelumnya telah dibagi dan disepakati bersama.
Langkah 4: Mengolah Bahan Menjadi Jamu
Peserta didik berkelompok, mengenakan masker dan hanskun plastik. Mereka tampak cekatan mengolah bahan yang tersedia di meja kelompok masing-masing. Tersedia pula alat memasak: kompor gas, tabung gas, pisau, parutan, dandang, dan air isi ulang. Bahan yang digunakan adalah kunyit, jahe, lingkuas, sereh, jeruk nipis, gula merah, dan madu.
Kelompok 1 mengolah bahan dengan cara semua bahan diparut dan direbus. Kelompok 2 mengolah bahan dengan cara semua bahan diparut kemudian diseduh dengan air panas. Kelompok 3 mengolah bahan dengan cara mengiris bahan dan direbus. Kelompok 4 mengolah bahan dengan cara mengiris bahan kemudian diseduh dengan air panas.
Peserta didik berkolaborasi dalam kelompok. Ada yang memarut bahan, mencairkan gula merah, serta aktivitas lainnya. Pembagian tugas dan peran masing-masing dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Tampak kepedulian masing-masing anggota kelompok, misalnya memperbaiki masker temannya yang hampir jatuh.
Langkah 5: Menyajikan dan memasarkan
Penyajian dilakukan dengan cara mengisi jamu di dalam botol kemasan. Sebelumnya botol berukuran 250 ml tersebut diberi label/kemasan, kemudian ditata di atas meja kelompok masing-masing. Peserta didik mewakili kelompoknya melakukan presentasi, dan dinilai oleh fasilitator menggunakan format penilaian. Apapun materi dan bentuk presentasi yang disampaikan murid, dihargai sebagai upaya pembentukan karakter pelajar Pancasila.
Refleksi dan Dampak
Guru/Fasilitator memperoleh pembelajaran baru, bahwa siswa mampu melakukan kegiatan dengan bimbingan terukur dan terarah. Sesuatu yang tidak mungkin menjadi nyata, apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, tekun, dan berkolaborasi sesama rekan. Ke depan, guru/fasilitator akan mengembangkan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan sistem reguler (sebelumnya kami melaksankaan dengan sistem block).
Untuk menjamin keamanan konsumen dalam mengonsumsi jamu trisula Ampuh, kami akan bekerja sama dengan BPOM Provinsi Gorontalo dan memberdayakan tenaga kesehatan. Jamu Trisula Ampuh akan dipasarkan dengan jaminan halal dari BPOM. Peserta didik dibelajarkan manajemen pemasaran dengan melibatkan ahli yang berada di lingkungan sekolah. Harapan kami, para siswa memiliki jiwa wirausaha yang dilandasi oleh sikap Profil Pelajar Pancasila. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa termotivasi dan bahagia. Pemasaran produk jamu yang dibuat, dilaksanakan oleh peserta didik. Mereka menjualnya dari rumah ke rumah, ke Rumah Sakit Dr. Iwan Bokings di Tangkobu, dan kepada orang tua.
Pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.347.000 (tiga ratus empat puluh tujuh ribu rupiah). Berdasarkan hasil refleksi, peserta didik menginginkan kembali kegiatan serupa pada semester genap. Antusias siswa dalam mengolah bahan dan memasarkan merupakan instrumen penting bagi kami untuk melanjutkan kegiatan P5.
Tips
Yakini, bahwa peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Tuntun mereka untuk mewujudkan potensi yang dimiliki. Karya yang mereka hasilkan adalah bukti dari potensi tersebut. Tumbuhkan jiwa berkolaborasi dan peduli sesama. Sambil menanamkan keyakinan, bahwa semua yang dihasilkan adalah nikmat Tuhan Yang Maha Esa dan patut disyukuri. Tanamkan jiwa Profil Pelajar Pancasila dan siapkan mereka menjadi individu yang memiliki daya tahan serta tangguh menghadapi situasi kehidupan sosial pada masa hidupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI