Kopi yang nikmat serta pisang goreng yang hangat ditambah dabu-dabu sagela yang berasa pedas.Â
"Bagaimana kondisimu? Sehat? Sudah makan?". Tiga pertanyaan yang stagnan. Selalu Mama tanyakan, setiap Aku silaturahmi ke rumah Beliau.
"Alhamdulillah, Ma."
"Mama, Ada yang akan saya sampaikan."
Mama mengulangi tatapannya. Kali ini lebih tajam dari tatapan sebelumnya. Dipandanginya aku sekujur. Utuh. Seolah Mama sudah tahu apa yang akan Aku sampaikan. Mungkin lewat mimpi, karena Aku belum menyampaikan kepada siapapun.
Mama, seharusnya aku yang membahagiakanmu membuat hatimu senang dan bahagia bukan sebaliknya, seperti suasana ini. Maafkan Aku ya, Ma? yang jarang silaturahmi. Jarang membawakan sesuatu yang membahagiakanmu. Kadang mama meminta Aku untuk datang ke rumah, namun alasan pekerjaan yang membatasi permintaan tersebut. Alasan yang tidak seharusnya menjadi alasan.
Mama, aku mencari rahim, maqom aku selama sembilan bulan, yang kau sapih dengan perjuangan tak berbatasmaqom dimana kasih sayangmu tercurah tak terbalas.
#Ruangsepi
#Medio250121
#Opan Semesta Dalam Rahim Ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H