Atas nama solidaritas kau viralkan berita
tanpa kompromi kepada siapa
termasuk kepadaku, kawan seiya sekata
tidur sebantal dua kepala
Sekian hati yang terluka dan bungkam
tak mampu mengucap, hanya memilih diam
jemari tak mampu mengetik pembelaan
prestise tergerus termakan teknologi zaman
Organisasi besar kita dipertanyakan, kawan
tentang komitmen dan kinerja nyata sekurun zaman
netizen berkomentar membungkam segala
termasuk yang berdasi duduk di kursi pendidikan
Berita yang kau viralkan semakin diviralkan
komentar mendekati ribuan
publik telah menggenggam ponselnya dan tak mampu kulawan
bahkan oleh televisi dan media nasional
aku tak mampu membendungnya kawan
tentu bukan untuk engkau banggakan
lalu, apa tujuanmu, Kawan?
solidaritaskah?
bukankah Kami telah menunjukkan solidaritas itu?
ketenarankah?
bukankan engkau tak menginginkan ketenaran?
seperti yang kau katakan kepadaku saat kita berdampingan?
WA-ku penuh pesan
dari berbagai yang iba dengan berita itu
atas nama solidaritas, seperti yang kau katakan kepadaku
dan aku memilih diam
sebab mereka tidak mengetahui informasi utuh
Hari ini ponselku penuh dengan berita itu
yang dikirim oleh rekanku dari segala penjuru
dan aku memilih diam
sebab mereka tidak mengetahui informasi utuh
Ku menyeru kepada insan berbatik kusuma bangsa
"apapun makanannya, minumnya air putih."
"apapun komentarnya, katakan hal ini telah selesai."
#Selimut Kusuma Bangsa
Medio,210223
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H