Rajin-rajinlah berselancar di dunia maya: membaca artikel online, membuat blog pribadi dan menge-post tulisan, mengikuti webinar, bergabung di WA Grup, grup telegram, dan lain-lain. Pasti dan pasti, banyak manfaatnya. Tidak percaya?Â
Silakan coba sendiri. Hm,... Syaratnya: berdayakan diri untuk kegiatan bermanfaat saat berada di dunia maya. Berupaya menghindari waktu berlalu tanpa aktivitas bermanfaat. Bergeraklah, dan lakukan kegiatan positif. Sebaik-baik manusia adalah  yang bermanfaat bagi orang lain.
Saya akan menguraikan pengalaman saya akibat selalu bergadang dengan internet. Tentu, tidak meninggalkan tugas pokok sebagai kepala sekolah. Pada jam kerja menyelesaikan tugas administratif, sedangkan di luar waktu tersebut saya "merayu" internet. He,..he.
Saya memperoleh informasi dari seorang teman via pesan whatsapp. Berisi informasi pendaftaran narasumber Pelatih Ahli (PA)/Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP). Insting saya bekerja. Hati kecil saya berkata, ikuti. Bertarunglah. Berusahalah. Man jada wa jada, barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan hasil. Itulah modal saya.
Bertempat di ruang kerja di sekolah, saya menelusuri informasi pendaftaran narasumber. Mencari dan menemukan link pendaftaran. Membaca dan mencermati persyaratannya.Â
Dan,... jemari ini menekan huruf demi huruf membentuk kalimat. Terus dan terus berselancar. Mengisi biodata dan format  lain yang dipersyaratkan. Mengutarakan pengalaman dan "kelebihan saya". Mengapa harus menyampaikan kelebihan? Bukankah menyampaikan kelebihan sendiri adalah hal yang subyektif? Tidak. He..he.. Karena hal itu yang diminta dan harus diceritakan. Apa adanya. Tidak menambah, apa lagi mengurangi. Supaya obyektif. Plong. Aktivitas itu selesai pukul 23.30 waktu Gorontalo. He.he.
"Apabila Anda telah berusaha, maka bertawakkallah kepada Allah," Â Penggalan ayat al-Qur'an yang selalu disampaikan oleh Bapak Dr. Praptono, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK Kemdikbud, pada beberapa kesempatan. Penggalan surat Ali-Imran:159 tersebut merupakan motivasi seseorang yang telah berusaha. Peran kita, hanyalah berusaha. Hasil sudah ada Dzat Yang Maha Menentukan.Â
Artinya, urusan hasil dari usaha yang kita lakukan, bukanlah termasuk pada tataran urusan manusia. Maka saya "melepaskan" kepasrahan itu kepada-Nya.
Selanjutnya, saya menjalani aktivitas sebagaimana biasa. Menjalankan peran sebagai seorang kepala sekolah. Tak lagi mengingat hasil dari mendaftar sebagai narasumber Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-2. Bahkan, kesibukan menyiapkan para siswa untuk tampil mengisi panggung atraksi pada event I Look Boalemo, Gorontalo Mart and Festival  "menenggalamkan" harapan dan ingatan untuk lulus.
19 Februari 2022. Pukul 21.04 wita. Saya mendapat pesan melalui WhatsApp, Bapak lulus pada seleski narasumber PSP. Informasi menyenangkan. Â "Alhamdulillaah," saya berulangkali mengucap syukur. Tentu dengan rasa bahagia bercampur haru. Setelah mengunduh surat pemberitahuan kelulusan, saya membaca nama-nama yang lulus. Hati saya berisik.Â
Nama-nama yang lulus sebagian besar para profesional dengan label gelar di depan dan di belakang nama. Ada yang gelarnya sampai empat. He..he.. Â Melihat hal itu, saya bertekad untuk menambah daya selancar saya. Mencari dan membaca artikel terkait. Bertanya dan mengelaborasi berbagai informasi terkait. Juga bertanya kepada kawan yang sudah berpengalaman.Â
Saya mengikuti bimbingan teknis penyamaan persepsi narasumber. Pelaksanaannya via daring. Mulai tanggal 21 Februari 2022 sampai dengan tanggal 4 Maret 2022. Fullday. Saya mengikuti semua materi, meskipun ada materi yang tidak termasuk rumpun tugas yang akan saya jalani. Mengapa? Saya mengingat, pentingnya seluruh materi tersebut. Saya harus memahaminya.Â
Banyak ilmu dan pengalaman yang saya peroleh. Keterampilan memanfaatkan Learning Manajemen System (LMS) dengan segala fitur yang terdapat di dalamnya saya pelajari.Â
Saya berusaha menguasainya. Keterampilan menautkan Breakout Room, sebagai bagian dari fitur yang akan digunakan pada saat bimtek Program Sekolah Penggerak tak luput dari hal yang harus dikuasai. Semua saya klik. Semua saya lihat. Jangan takut salah. Karena kalau takut, maka tidak ada yang akan kita perbuat.Â
Kita adalah bagian dari barisan perubahan. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Kita harus berubah ke maqom yang lebih baik. Termasuk pendidikan Indonesia. Pendidikan yang mampu menjawab tantangan di era industri. Pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didik unggul pada masanya, melalui Program Sekolah Penggerak (PSP). Kepala sekolah pada Sekolah Penggerak adalah Nakhoda Pendidikan di sekolahnya.Â
Pelatih Ahli (PA) atau Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) yang akan melakukan fasilitasi kepada kepala sekolah. Narasumber yang akan membekali para PA atau FSP dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut merupakan satu kesatuan sistem yang saling bersinergi.Â
Menjadi narasumber banyak manfaatnya. Selain mendapat relasi dengan orang-orang "se-nusantara", manfaat lainnya adalah:
- Â Menjadi bagian dari transformasi pendidikan Indonesia.
- Â Mempelajari dan mengenal lebih dalam kurikulum prototipe/kurikulum merdeka.
- Â Mendapatkan kompensasi profesional mengikuti standar biaya masukan yang berlaku.
- Â Mendapatkan sertifikat keterlibatan sebagai narasumber pada kegiatan pada Bimtek PA/FSP/PIP dan Pelatihan Pengawas Sekolah.
Saat tulisan ini ditayangkan di kompasiana, kegiatan Bimbingan Teknis PA/FSP/PIP sedang berjalan. Kita berharap dengan keyakinan yang kuat, bahwa transformasi pendidikan Indonesia akan mengalami kemajuan. Berbekal refleksi terhadap pengalaman kita selama ini, dan dengan refleksi tersebut kita akan menentukan tindakan yang tepat ke arah yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H