Mohon tunggu...
M Sofyan Ansar
M Sofyan Ansar Mohon Tunggu... Foto/Videografer - My job My adventure

Pencinta wisata, traveling, Penjelajah, Video maker dan pemerhati konservasi hutan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serunya Webinar Seri 2 Taman Nasional Aketajawe Lolobata

19 Juli 2020   08:45 Diperbarui: 19 Juli 2020   11:50 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flayer Webinar Avifauna Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Upaya Rehabilitasinya

Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata kembali menggelar Webinar Seri ke 2 dengan tema "Avifauna Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Upaya Rehabilitasinya". Webinar berlangsung dari pukul 13.30 - 16.00 WIT secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube dan Facebook Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Sofifi, (16/07/2020).

Peserta yang terdaftar berjumlah 633 orang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, ASN, karyawan swasta/LSM, freelancer dan masyarakat umum yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.

Hadir sebagai narasumber, Dr. Nasir Tamalene, dari Universitas Khairun Ternate, Swiss Winasis, dari Burungnesia, David Akhmad, Polhut di TN. Aketajawe Lolobata, As Ari Wahyu Utomo, PEH di TNAL, Maharoji Guide birding di TNAL dan Riza Marlon fotografi satwa liar Indonesia yang juga menjadi guest star dalam webinar ini serta hadir juga Ferry Hasidungan dari Burung Indonesia yang akan memandu acara ini.

Kepala Balai TNAL, moderator dan para narasumber 
Kepala Balai TNAL, moderator dan para narasumber 

Acara dibuka dengan sambutan Kepala Balai TN. Aketajawe Lolobata. Dalam sambutannya, T. Heri Wibowo menyampaikan bahwa "seminar daring ini bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, wawasan dan sekaligus memperkenalkan tentang keanekaragaman jenis burung yang berada di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata yang menjadi daya tarik wisata alam minat khusus di Maluku Utara".

"Target utama diselenggarakan Webinar ini, sebenarnya lebih diperuntukkan kepada mahasiswa, dosen dan kalangan mellenial yang nantinya bisa menumbuhkan jiwa rasa memiliki terhadap satwa khususnya burung-burung indah yang berada di Taman Nasional Aketajawe Lolobata". Harap Heri Wibowo.

T. Heri Wibowo (Kepala Balai TNAL) 
T. Heri Wibowo (Kepala Balai TNAL) 

Lebih lanjut, Heri menambahkan "Dilaksanakannya webinar Avifauna TNAL juga dalam rangka road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2020 yang akan dilaksanakan di Taman Nasional Kutai pada bulan Agustus mendatang. Satu lagi yang paling penting adalah pada tanggal 28 Juli 2020 mendatang tepatnya 1 tahun Suaka Paruh Bengkok TNAL diresmikan".

Enam narasumber yang terdiri dari akademisi, praktisi, dan staf fungsional Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata akan berbagi tentang pandangan, pengetahuan, serta pengalamannya kepada peserta webinar.

Diawali dari paparan Dr. Nasir Tamalene yang mempresentasikan materinya tentang "Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Konservasi Burung di Maluku Utara (Tinjauan Etno-Ornittologi). Berbagai kajian ilmiah diutarakan oleh dosen Biologi ini. Mulai dari Etnokonservasi sampai dengan penyajian data lapangan tentang penangkapan dan perdagangan burung di Maluku Utara.

Materi presentasi T. Heri Wibowo (Kepala Balai TNAL)
Materi presentasi T. Heri Wibowo (Kepala Balai TNAL)

Berbeda dengan materi pertama. Kali ini, giliran Swiss Winasis dari Burungnesia menyampaikan materi keduanya tentang sebuah aplikasi android yang dibuat pada tahun 2016, berguna untuk mencatat, menyimpan dan mengelola data pengamatan burung di Indonesia.

"Berangkat dari kehawatiran tentang kepunahan spesies burung di Indonesia, maka pada tahun 2016, terciptalah sebuah aplikasi data base yang diperuntukan bagi para pengamat burung". Ungkap Swiss dalam prestasinya.

Materi presentasi berikutnya yaitu "Sayap-sayap Indah di Taman Nasional Aketajawe Lolobata" yang disampaikan oleh David Akhmad, Polisi Kehutanan dari Balai TNAL. Materi presentasi ke tiga yang disampaikan oleh David ini, sangat menarik dan jauh dari tupoksinya sebagai seorang Polhut. 

David memaparkan dalam prestasinya tentang hobinya sebagai fotografi satwa liar di TNAL. Foto-foto burung hasil karyanya yang ditampilkan dalam slide presentasi sangat memanjakan mata dan mendapat pujian dari semua peserta Webinar.

David Akhmad dengan penuh semangat menonjolkan hasil karya terbaiknya
David Akhmad dengan penuh semangat menonjolkan hasil karya terbaiknya

Berbagi pengalaman dan impian untuk bisa mewujudkan sebuah pusat penyelamatan dan rehabilitasi satwa disampaikan oleh As Ari Wahyu Utomo, PEH di TNAL.

"Kalau kita punya mimpi jangan setengah-setengah, kita harus wujudkan membangun sebuah pusat rehabilitasi dan penyelamatan satwa dan kita jangan mau kalah sama teman-teman yang ada di Pulau Jawa, walapun kita berada di Indonesia Timur," tutur As Ari dalam presntasinya tentang "Upaya Rehabilitasi Burung Paruh Bengkok di Suaka Paruh Bengkok Taman Nasional Aketajawe Lolobata". 

"Selain pusat rehabilitasi burung paruh bengkok, SPB juga menjadi salah satu destinasi wisata terfavorit bagi masyarakat Maluku Utara". Jelas Ari.

Narasumber berikutnya adalah seorang pembalak hutan yang telah insaf dan kini telah bergabung bersama TNAL sebagai tenaga kontrak dan menjadi guide profesional spesialis birding. 

Dia adalah Mahroji Aketajawe. Walapun tak lulus Sekolah Dasar, tapi kemampuannya untuk mengidentifikasi satwa dan tumbuhan tidak bisa dianggap remeh. Dalam webinar ini, Roji lebih banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya. Dari tukang perusak hutan sampe menjadi pengiat konservasi.

Dipenghujung acara, ada sosok yang dinanti-nanti. Seorang legenda fotografer satwa liar Indonesia yang memiliki segudang jam terbang. Sosok itu adalah "Riza Marlon"  sosok yang menjadi guest star dalam web seminar ini.

Rizal Marlon, guest star di webinar TNAL
Rizal Marlon, guest star di webinar TNAL
Hanya beberapa foto-foto burung endemik Halmahera yang ditampilkan dalam presentasinya. Termasuk foto burung Bidadari halmahera yang fenomenal. Rizal Marlon lebih banyak berbagi tentang ilmu fotografinya dan memberikan motivasi kepada peserta webinar.

"Semua kamera bagus, tidak ada perusahan camera yang membuat kamera jelek. Semuanya bagus. Jadi, lebih baik pake kamera yang ada saja dulu untuk berkarya". Kata Rizal Marlon.

Beliau juga berpesan kepada semua peserta Webinar "Jangan tunggu kaya, jangan tunggu alat lengkap dan jangan tunggu kamu jago. Sekarang motret aja pake yang ada. Nanti subyeknya atau burungnya sudah gak ada. Bagi saya, No Picture, Hoax". Tutup Rizal Marlon.

Ferry Hasidungan dari Burung Indonesia sebagai moderator di webinar TNAL
Ferry Hasidungan dari Burung Indonesia sebagai moderator di webinar TNAL

Webinar yang dipandu oleh Ferry Hasidungan dari Burung Indonesia berjalan lancar hingga pukul 17.00 WIT. Diakhir acara, moderator memberi keempatan untuk menjawab beberapa pertanyaan dari peserta via chat room. Di webinar seri 2, panitia juga mengadakan Quis. Bagi peserta yang beruntung dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan sovenir kece dari TN. Aketajawe Lolobata.

Ucapan terima kasih disampaikan oleh kepala Balai TNAL kepada semua narasumber, para peserta, panitia dan semua pihak yang terlibat dalam Webinar "Avifauna Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Upaya Rehabilitasinya". Acara di tutup dengan resmi oleh Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun