Bila dibandingkan dengan Februari 2020 yang sebanyak 6,93 juta, jumlah ini meningkat 1,82 juta orang. Dari angka tersebut lulusan pengangguran yang berasal dari lulusan SMK mencapai 11,13%.
Saat ini, SMK masih sulit menjawab kebutuhan dunia kerja sehingga kondisi ini perlu dibenahi. Dikutip dari laman Kemdikbud Ristek (2021), setidaknya ada 5 point penting yang menjadi catatan atas tantangan membangun SMK saat ini, yaitu:Â
1) Kesempatan peningkatan kompetensi  guru, kepala sekolah, dan pengawas SMK  sesuai kebutuhan dunia kerja masih sedikit,Â
2) Sinergi pemangku kepentingan, termasuk dunia kerja, pada program  pengembangan SMK masih kurang,Â
3) Belum semua SMK Â mengembangkan kurikulum bersama dunia kerja,Â
4) Belum semua SMK memiliki fasilitas yang  sesuai standar, danÂ
5) Manajemen sekolah masih  cenderung terbebani hal-hal  administratif.
Atas dasar kebjikan dan fakta di satuan pendidikan sebagaimana dipaparkan di atas, maka para akademisi di Prodi AP FKIP UNJA dengan latar belakang akademik seperti Kebijakan Pendidikan, Teknologi Pendidikan, dan Manajemen Pendidikan memandang perlu melakukan kolaborasi dan advokasi bagi para guru dan tenaga kependidikan di SMK PP Negeri Jambi.Â
Langkah yang diambil adalah dengan memberikan pelatihan perancangan pengembangan potensi lokal pertanian menuju SMK PK bagi guru. Langkah ini penting dan mendesak dilakukan, mengingat kampus mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang adaptif dengan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini SMK PP.
Pelatihan perancangan pengembangan potensi lokal pertanian menuju SMK PK bagi guru dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman pentingnya konten belajar yang memperhatikan potensi lokal. Potensi lokal yang dikembangkan di SMK PP Negeri Batang Hari tentu saja potensi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.Â
Selama ini, SMK PP sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan kurikulum vokasi dan potensi yang ada. Akan tetapi, melalui riset awal yang dilakukan pembelajaran tersebut belum dirasakan maksimal.Â