[caption id="attachment_76994" align="alignnone" width="500" caption="Secangkir Kopi Lampung"]
Saya menyempatkan diri untuk mencoba Nikmatnya Kopi Lampung yang terkenal itu lho. Ternyata tidak jauh dari pelabuhan, ada seorang penjual kopi Lampung dengan ditemani beberapa macam gorengan, saya memesan segelas kopi Lampung panas. Sambil menunggu kopi pesanan saya, saya mencoba menikmati pisang goring Lampung yang menggoyang lidah. Tak lama kemudian pesanan kopi saya sudah siap dan waw,…nikmatnya dunia bisa menikmati gurihnya pisang goreng dan kentalnya kopi khas Lampung,hmmmmm (jangan ngiri ya…). Saya sedikit berbincang dengan sesorang bapak paruh baya yang duduk disebelah saya sambil menawarkan pisang goring kepada beliau. Alhasil saya mendapatkan rekomendasi transportasi menuju Teluk Kiluan dan saya diberikan referensi untuk menemui Bapak Solihin pengurus ekowisata Kiluan. Alhamdulillah,…selalu bertemu dengan orang yang tepat yang kusebut ‘KOMPAS BERJALAN AKURAT’
Menuju Teluk Kiluan
Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Lampung menjadi habitat ribuan lumba-lumba.
Berbekal informasi dari bapak di kedai kopi dekat Pelabuhan, sekitar pukul 13.00 setelah sholat dhuhur saya bergegas melakukan perjalanan menuju Kiluan dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam melalui medan yang cukup berat. Kali ini saya diantarkan oleh seorang rider yang luar biasa tangguh dan sudah menguasai medan. Jalanan yang rusak berlubang, tergenang air dan sebagian masih berbatu serta jalannya naik turun. Akhirnya setelah offroad dengan mas Andi, nama pengemudi sepeda motor yang saya sewa dengan harga Rp. 100.000 (seperti biasa saya melakukan pergulatan tawar-menawar harga yang cukup sengit).
[caption id="attachment_76996" align="alignnone" width="320" caption="Desa Bawang, Menuju Teluk Kiluan "]
Selanjutnya saya harus melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak menuju Kiluan dengan berjalan kaki. Dengan ditemani Pak Solihin yang dengan ramahnya menemani saya hingga tiba dikediaman beliau.
[caption id="attachment_76999" align="alignnone" width="300" caption="Menginap di Rumah Bpk. solihin"]
Saya tiba di Teluk Kiluan sekitar pukul 19.30 WIB.Malam ini saya beruntung karena mendapatkan tumpangan menginap di rumah Pak Solihin, nelayan berusia 50 tahun dengan empat anaknya. Rumah beliau berada di bibir teluk, rumah yang sederhana tapi saya saya menyebut itu sebagai Surga Dunia
Pak Solihin berselang-seling bekerja mencari ikan dan mengantarkan turis menonton lumba-lumba dengan kapal kecil yang muat empat orang. Tapi, kecuali turis asing yang sangat bersemangat, tak banyak yang datang ke sana dikarenakan akses jalan yang rusak dari arah Bandar Lampung menuju Teluk Kiluan.
Tarian Lumba-lumba Teluk Kiluan
Minggu, 1 Agustus 2010
Pagi itu, sekitar pukul 06.00, saya sudah bersiap untuk menjelajahi tarian lumba lumba Kiluan seperti yang dijanjikan oleh bapak Solihin semalam. Dan agenda sayapun sudah tersusun rapi yaitu mulai dari meliat lumba-lumba menari, snorkeling dan memotret terumbu karang. Ali ini saya bilang jujur kepada pak Solihin jika saya pernah mengalami trauma tenggelam dikedalaman yang cukup menegangkan pada 5 tahun yang lalu sewaktu di Kalimantan Timur. Dan betapa senangnya hatiku ketika beliau dengan sabarnya membimbing saya untuk bisa sedikit demi sedikit menghilangkan rasa panik ketika menceburkan diri di laut untuk snorkeling. Luar biasa saya sukaaaaaaaaa.
[caption id="attachment_77000" align="alignnone" width="720" caption="Perahu Kayu: Jukung"]
Saya harus menggunakan kapal perahu kecil yang disebut Jukung. Setelah beberapa saat menunggu sang lumba lumba menampakkan diri, saya sedikit berbincang dengan pak Solihin.
Jangan lupa memakai life jacket untuk keamanan di tengah laut jika terjadi hal yang tidak di inginkan. Kami berlayar di lautan lepas melewati pulau Kelapa, di pulau Kelapa terdapat sebuah laguna yang ada di belakang pulau, dari laguna tersebut kita bisa bersnorkling namun hati-hati karangnya agak sedikit tajam jadi harus ekstra hati-hati waktu turunnya.
Sudah sekitar 20 menit lebih, tapi lumba-lumba juga belum muncul satupun.