Ada salah satu warga yang berada di sekitar lokasi TPA yang berjualan bakso. Setiap hari beliau memasak memakai 2 kompor dengan menggunakan gas metana dari TPA. Bayangkan, 2 kompor terus menyala dan gasnya gratis. Otomatis ini akan mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan. Masih banyak contoh lain tentang besarnya manfaat yang didapat dari aliran gas metana yang dialirkan dari TPA Talangagung.
Memecahkan Rekor MURI
Pada tanggal 20 Oktober 2015 lalu, di lokasi TPA ini diadakan kegiatan pemanfaatan energi alternatif gas Metana secara serentak yang diikuti oleh 250 unit Rumah Tangga. Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor MURI.
Proses Pengolahan Sampah Menjadi Energi Alternatif
Lantas, dimana lokasi pengolahan sampah menjadi energi alternatif di TPA ini?
Selain itu, untuk mengamankan lingkungan dari pencemaran akibat proses pengolahan sampah, di sekeliling TPA dibuat Green Belt atau sabuk hijau. Sabuk hijau ini terdiri dari deretan pepohonan yang memiliki fungsi sebagai penyaring air lindi serta menangkap gas CO2 akibat pengolahan sampah. Yang termasuk dalam green belt adalah pohon Trembesi, Jati, Sengon dan lain sebagainya. Dengan keberadaan green belt ini maka udara disekitar TPA tidak berbau.
Program ‘Waste to Energy’ yang dilakukan oleh TPA Talangagung bisa diterapkan di daerah lain. Ini memungkinkan karena dimana-mana ada sampah. Jika setiap kabupaten/kota menerapkan cara seperti yang dilakukan TPA Talangagung, maka ketergantungan terhadap sumber energi yang tidak terbarukan akan semakin mengecil.