Mohon tunggu...
Sofi Assifatuzzahra
Sofi Assifatuzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya

Seseorang yang tertarik dengan dinamika persoalan sosial, dunia fashion, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Self-medication Berbahaya? Lalu Seperti Apa Praktiknya?

26 Desember 2022   11:35 Diperbarui: 26 Desember 2022   11:35 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self-medication dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan umum seperti paracetamol, obat flu/batuk, obat anti nyeri, hingga pereda demam. Obat-obatan tersebut bisa ditemui dengan mudah di warung/toko, maupun apotek. Meski demikian, hendaknya memilih obat dengan dosis yang sesuai dan berstandar BPOM. Apalagi obat-obatan berbahan dasar kimia memiliki efek samping yang relatif tinggi, sehingga penggunaannya secara pribadi perlu diperhatikan.

Selain obat-obatan kimia, ada juga masyarakat yang mengonsumsi obat herbal dan membuat ramuan/jamu sebagai bentuk pengobatan pribadi. Tanaman, bunga, hingga rempah-rempah merupakan contoh bahan yang digunakan dalam membuat ramuan. Beberapa masyarakat percaya bahan-bahan tersebut memiliki manfaat dalam proses penyembuhan sakit. Seperti yang dilansir WHO, bahwa sekitar 80% penduduk dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan (Radji 2005). Di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat yang dijumpai mengonsumsi jamu-jamuan untuk pengobatan dan menjaga stamina tubuh.

Obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih rendah, itulah mengapa banyak orang yang menjadikannya sebagai alternatif pengobatan. Manfaat penggunaannya akan efektif apabila digunakan secara tepat, yang meliputi ketepatan bahan dan dosis, ketepatan waktu dan cara penggunaan, ketepatan informasi, dan tanpa penyalahgunaan (Oktora, 2006).

Pemakaian obat tradisional pun beragam, mulai dari diminum, digosok, dioles, hingga ditempel. Contoh obat minum selain jamu adalah ramuan yang digunakan untuk menyembuhkan batuk, yaitu campuran kecap dengan jeruk nipis. Lalu contoh obat oles dan tempel adalah tumbukan daun binahong yang dibalurkan untuk menyembuhkan luka.

Selain bentuk self-medication dengan meminum obat, berbagai metode penyembuhan yang dilakukan secara mandiri juga termasuk dalam jenis self-medication. Misalnya seperti mengompres dahi saat demam, juga hal kecil seperti memplester luka. Lalu ada pula metode "kerokan" sebagai cara dalam mengatasi masuk angin, yang biasa disebabkan karena kelelahan. Metode tersebut tak lepas dari pengaruh kebudayaan masyarakat Indonesia yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Daftar Pustaka

Fauziah, L. M. (2021). GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DESA PULO SECARA SWAMEDIKASI. Jurnal Sains & Kesehatan Darussalam, 37-50.

Gusnellyanti, E. (2014, September 23). Artikel kesehatan. Retrieved from https://farmalkes.kemkes.go.id/: https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/09/mencerdaskan-masyarakat-dalam-penggunaan-obat-melalui-metode-cara-belajar-insan-aktif-cbia/.

Indonesia, C. (2020, November 12). 5 Manfaat Daun Binahong: Sembuhkan Luka hingga Rawat Kulit. Retrieved from www.cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201112095407-255-568859/5-manfaat-daun-binahong-sembuhkan-luka-hingga-rawat-kulit.

Natasia, G. (n.d.). Latar Belakang Self Medication. http://repository2.unw.ac.id/, 1-6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun