Kenali Gejala DPD
"....saya ingin konsultasi mengenai permasalahan yang saya hadapi yang sudah bertahun tahun saya alami, dari sejak saya kelas 1 sma, sampai saya mengalami gangguan depersonalisasi, dimana gejala yang paling saya rasakan adalah saya seperti tidak bisa mengatur bicara atau kata atau kalimat saya, perasaan saya datar, saya seperti tidak punya kepribadian apapun, saya miskin ide, prestasi saya menurun, susah konsentrasi, dan semenjak saya terkena depersonalisasi ini saya banyak menghindar dari sahabat dan teman saya, setiap ada teman yang chat saya saya tidakpernah atau jarang membalasnya. Bukannya saya sombong, karena ketika saya berbicara dengan sesorang saya merasa tidak terhubung..."
Kutipan curhatan di atas adalah nyata dari seorang pengidap DPD. Bukan hanya merasa dapat mengamati diri sendiri dari luar tubuh, namun pengidap DPD juga mengalami mati rasa dalam menanggapi respon, sehingga merasa hidup dalam mimpi atau film.
Lalu, biasanya mereka memiliki sensasi bahwa tidak dapat mengendalikan tindakan, termasuk berbicara. Menurut mereka, kesadaran hanyalah perasaan, bukan realitas.
Apakah DPD bisa diobati?
Anda mungkin berpikir gangguan ini sangat mengerikan dan bertanya-tanya apakah ada terapi atau pengobatannya?
Faktanya, kebanyakan orang dengan gangguan depersonalisasi merasa tidak sadar bahwa mereka mengalami gangguan tersebut. Sehingga, gejala DPD akan hilang dengan sendirinya.
Namun, pengobatan diperlukan jika gangguan ini berlangsung lama, berulang, dan mengganggu aktivitas sosial. Beberapa pengobatan gangguan depersonalisasi –dilansir dari situs pusat edukasi medis di Minnesota, Mayo Clinic – antara lain:
- Psikoterapi. Pengobatan ini menggunakan teknik psikologis yang dirancang untuk membantu seseorang mengenali dan mengomunikasikan pikiran dan perasaan mereka dengan lebih baik
- Penggunaan obat-obatan juga dapat dijadikan alternatif pengobatan., meskipun sangat jarang digunakan. Obat-obatan yang digunakan biasanya obat antidepresan dan antipsikotik yang dikenal ampuh membantu pemikiran dan persepsi yang kacau terkait dengan depersonalisasi
- Terapi keluarga dapat diaplikasikan sebagai pengobatan dengan cara memberitahu tentang gangguan dan penyebab gangguan, serta membantu anggota keluarga mengenali gejala-gejala kekambuhan.
- Terapi kreatif juga menjadi pilihan pengobatan. Terapi ini memungkinkan pengidap untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan cara yang aman dan kreatif, lho!
Sedikit tips agar terhindar dari DPD, yaitu sebaiknya setiap kita mengalami stress berat segera menanganinya, semisal berkonsultasi dengan psikolog atau hal lainnya yang mampu meringankan beban kita.
Nah, seperti itu kira-kira gambaran mengenai depersonalization disorder. Mari jaga kesehatan mental kita! Semoga bermanfaat:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H