Mohon tunggu...
Sofia Rahma
Sofia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sekarang menjadi mahasiswa aktif di Unversitas Airlangga jurusan Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Baby Blues: Mendung Kelabu di Balik Senyum Ibu baru

5 Juni 2024   23:50 Diperbarui: 6 Juni 2024   00:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah kamu mendengar tentang baby blues? Istilah ini mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang. Tapi, bagi para ibu baru, baby blues bagaikan mendung kelabu yang bisa menggelayuti masa-masa indah pasca melahirkan.

Baby blues, atau postpartum blues, adalah kondisi di mana ibu baru mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti sedih, mudah menangis, cemas, dan mudah marah. Kondisi ini biasanya muncul dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan dan umumnya mereda dalam waktu 1-2 minggu.

Di Indonesia, baby blues bukanlah fenomena baru. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50-80% ibu baru di Indonesia mengalami baby blues. Angka ini terbilang tinggi, dan menandakan bahwa baby blues perlu mendapat perhatian yang lebih serius.

Lalu, apa yang menyebabkan baby blues?

Penyebab baby blues belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:

  • Perubahan hormon: Kadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun drastis setelah melahirkan dapat memengaruhi suasana hati dan emosi ibu.

  • Kurang tidur: Merawat bayi baru lahir membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra, sehingga ibu sering kali mengalami kurang tidur. Kurang tidur dapat memperburuk perubahan suasana hati dan membuat ibu lebih mudah lelah dan stres.

  • Tekanan sosial: Ekspektasi tinggi dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat untuk menjadi ibu yang sempurna dapat menambah tekanan bagi ibu baru.

  • Kurangnya dukungan: Dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman sangat penting untuk membantu ibu baru melewati masa-masa sulit pasca melahirkan. Kurangnya dukungan dapat membuat ibu merasa terisolasi dan memperburuk baby blues.

Bagaimana cara mengatasi baby blues?

Meskipun baby blues umumnya mereda dengan sendirinya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu ibu baru mengatasinya, antara lain:

  • Berbicara dengan orang lain: Bicarakan perasaan dan kekhawatiranmu kepada pasangan, keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental.

  • Istirahat yang cukup: Tidurlah ketika bayi tidur, atau mintalah bantuan orang lain untuk mengurus bayi agar kamu bisa beristirahat.

  • Makan makanan yang sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

  • Olahraga ringan: Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.

  • Luangkan waktu untuk diri sendiri: Lakukan hal-hal yang kamu sukai, meskipun hanya sebentar, untuk membantu kamu rileks dan recharge.

  • Bergabung dengan komunitas ibu baru: Berbagi pengalaman dengan ibu lain yang mengalami baby blues dapat membantu kamu merasa tidak sendirian.

Baby blues bukan aib, tapi sebuah tantangan

Baby blues bukanlah aib, melainkan sebuah tantangan yang dihadapi oleh banyak ibu baru. Dengan memahami gejala, penyebab, dan cara penanganannya, kita dapat memberikan dukungan yang tepat bagi para ibu baru dan membantu mereka melewati masa-masa sulit ini.

Mari kita ciptakan lingkungan yang suportif dan penuh kasih sayang bagi para ibu baru, agar mereka dapat merasakan kebahagiaan dalam menyambut buah hati mereka.

Sofia Rahma - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun