Di tengah hiruk pikuk jalanan yang ramai, truk meluncur bagaikan kanvas bergerak, menghiasi perkotaan dan jalanan desa dengan frasa-frasa inspiratif dan penuh makna.Â
Frasa-frasa ini bukan sekadar hiasan, melainkan media "literasi jalanan" yang efektif untuk menarik perhatian dan menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Termasuk Pendidik dan pemerhati pendidikan.
Truk, dengan ukurannya yang besar dan mencolok, menjadi media yang ideal untuk menampilkan frasa-frasa yang mudah dibaca dan dipahami. Frasa-frasa tersebut dapat berupa kutipan dari tokoh terkenal, kata-kata bijak, atau pesan-pesan sosial yang ingin disampaikan oleh pemilik truk/sopir.
Sebagai penikmat 'dijalanan hidup', tentunya, merasa tertarik untuk mempertanyakan dan memahami secara konseptual apa yang dimaksud dengan frasa, literasi jalanan, dan literasi.
Bagaimana peran pendidik dalam melihat 'fenomena jalanan ini' sebagai suatu hal yang menarik untuk memberi penguatan literasinya bagi pembelajaran di satuan Pendidikan menengah, khususnya guru pada SMA dan SMK?
Literasi
Secara definisi, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan, dan mengolah informasi tertulis maupun lisan untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat.Â
Secara lebih luas, literasi juga mencakup pemahaman terhadap berbagai macam konten dan media, termasuk numerasi (kemampuan matematika), literasi digital, literasi media, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kemampuan untuk memahami teks tertulis dengan baik, termasuk struktur bahasa, makna kata, dan kontek. Kemampuan untuk menyusun teks dengan jelas, koheren, dan terstruktur.Â
Keahlian dalam menguraikan dan memproses informasi yang disampaikan melalui teks, termasuk memahami teks dalam teks bacaan. Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, memahami informasi yang ditemukan secara online, serta menggunakan alat-alat digital untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.Â