Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Permusuhan dan Agresi dalam Persepakbolaan

9 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 31 Desember 2022   17:20 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/Imron Hakiki)

Presiden Joko Widodo meminta, bahwa pengungkapan Tragedi Kanjuruhan lebih cepat dari sebulan. Baginya, sudah banyak titik terang yang semestinya memudahkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dalam bekerja. 

"Kan sudah disampaikan Menko Polhukam, beliau minta satu bulan. Tapi, saya minta secepat-cepatnya, karena ini 'barangnya kelihatan semua'," kata Jokowi di Malang, Rabu (5/10/2022).

Kekerasan kolektif

Pertandingan sepak bola antara dua tim yang memiliki reputasi dan gengsi yang tinggi adalah persaingan yang sangat ketat, berpeluang menyedot perhatian dan kedatangan banyak penonton yang terpusat di dalam stadion yang dijadikan arena pertandingan.

Kerumunan orang, yang padat berpotensi memicu emosi dan tindakan-tindakan yang sulit dikontrol, dan berpotensi menimbulkan tindakan-tindakan agresif kolektif.

Dalam kajian teori-teori psikologi sosial tentang kekesaran kolektif menunjukkan, bahwa orang-orang yang terlibat dalam kerusuhan massa begitu beringas, dan tidak mengenal takut, jika dihadapi secara keras oleh para petugas keamanan. 

Tingkah laku kekerasan kolektif ini menurut teori klasik yang sangat terkenal dari Gustave Le Bon (1895), disebut sebagai crowd: mempunyai ciri-ciri yang khas, yakni sangat emosional, irrasional dan spontan. 

Ada penularan emosi (emotional contagion) di antara para anggota suatu crowd sehingga sikap, perasaan, dan tingkah laku mereka tampak sama (Zainal Abidin, Teori-teori Psikologi Sosial tentang kekerasan kolektif, Unpad, Oktober 2007)

Sementara itu Dolf Zillmann dalam bukunya berjudul Hostility and Aggression mengingatkan pula: evolusi perilaku agresif dalam kehidupan hewan dan manusia terjadi di mana-mana. Fenomena tersebut sering disebut sebagai berjuang untuk bertahan hidup (fight for survival). 

Hewan-hewan membunuh mangsanya dan pada gilirannya dibunuh oleh pemangsa-pemangsa (predators) mereka. Semua fungsi kehidupan dasarnya, teristimewa dalam kehidupan hewan hanya sebatas urusan makanan dan perkawinan, perselisikan antar hewan akan berlangsung terus menerus dengan pesaing jenisnya sendiri. 

Agresi bisa jadi sebab dari kehancuran alami, yang lebih mungkin merupakan sebab dari peran yang menonjol dalam urusan manusia dan selalu menjadi tema sentral tentang wacana wacana dan refleksi manusia (Zillmann,hal. 1, 1979).

Ini adalah sebagian kecil penjelasan ilmiah para akhli tentang bukti nyata karunia Allah SWT mengenai kesempurnaan manusia yang dilengkapi dengan potensi hati, pikiran dan emosi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun