Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dikau Setia atau Terpaksa Seperti Saya?

17 Juni 2022   09:30 Diperbarui: 8 Juli 2022   13:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah manusia sekaligus konsumen dengan segala potensi dan kelemahannya. Padahal sesungguhnya produsen, usahawan atau penjual yang  memberdayakan kemampuan dan mengingatkan akan kekurangan konsumennya, pasti akan menguntungkan baik konsumen maupun produsennya. 

Dalam realitas transaksi jual beli  masih banyak orang yang sangat setia bahkan setianya banget: bergeming terhadap bertaburannya segala tawaran baru yang menggiurkan. Dia begitu yakin akan kualitas  handal suatu barang atau jasa  yang digunakannya, meski awalnya mungkin hanya coba-coba. Atau dia yakin betul, bahwa yang digunakannya dan dikonsumsinya adalah baik, benar dan bermaslahat bukan hanya buat dirinya, tapi  juga untuk keluarga dan orang-orang yang disayanginya

Itu pun mungkin saking kuatnya upaya produsen menanamkan pesan-pesan merek  ke dalam benak pikiran dan perasaan konsumen ( positioning ), hingga kesetiaan kita sering cukup  menyebut  nama mereknya ( brand awareness ), bukan menyebut  nama barangnya. Apalagi produk pionir yang sudah teruji bermutu, berdasarkan pengalaman banyak konsumen. 

Masihkah kita ini sebagai konsumen setia,  atau terpaksa  setia seperti saya:  karena  alih-alih  tidak atau belum ada pilihan lain alias produk dan jasa dimaksud masih  dimonopoli. 

Mari kita dengarkan saja lagu nyanyian almarhum Didi Kempot: Pamer bojo. Bagaimanapun, konsumen  pasti kecewa berat kalau ditipu dan dibohongi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun