Itulah manusia sekaligus konsumen dengan segala potensi dan kelemahannya. Padahal sesungguhnya produsen, usahawan atau penjual yang  memberdayakan kemampuan dan mengingatkan akan kekurangan konsumennya, pasti akan menguntungkan baik konsumen maupun produsennya.Â
Dalam realitas transaksi jual beli  masih banyak orang yang sangat setia bahkan setianya banget: bergeming terhadap bertaburannya segala tawaran baru yang menggiurkan. Dia begitu yakin akan kualitas  handal suatu barang atau jasa  yang digunakannya, meski awalnya mungkin hanya coba-coba. Atau dia yakin betul, bahwa yang digunakannya dan dikonsumsinya adalah baik, benar dan bermaslahat bukan hanya buat dirinya, tapi  juga untuk keluarga dan orang-orang yang disayanginya
Itu pun mungkin saking kuatnya upaya produsen menanamkan pesan-pesan merek  ke dalam benak pikiran dan perasaan konsumen ( positioning ), hingga kesetiaan kita sering cukup menyebut  nama mereknya ( brand awareness ), bukan menyebut  nama barangnya. Apalagi produk pionir yang sudah teruji bermutu, berdasarkan pengalaman banyak konsumen.Â
Masihkah kita ini sebagai konsumen setia,  atau terpaksa  setia seperti saya:  karena  alih-alih  tidak atau belum ada pilihan lain alias produk dan jasa dimaksud masih  dimonopoli.Â
Mari kita dengarkan saja lagu nyanyian almarhum Didi Kempot: Pamer bojo. Bagaimanapun, konsumen  pasti kecewa berat kalau ditipu dan dibohongi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H