Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Eufemisme dan Pensiunan

19 Mei 2022   18:00 Diperbarui: 31 Mei 2022   21:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penisunan (rawpixel via freepik)

Bentuk ungkapan penghormatan kepada pensiunan sangat beragam. Lain tradisi dan budaya di berbagai tempat lain pula ungkapannya. 

Di negara-negara maju seperti di Amerika dan Inggris pensiunan disebut senior citizen sebagai padanan kata retired. 

Di Indonesia padanan kata pensiunan disebut juga purnakarya. Badan Kepegawaian Nasional dan PT Taspen secara formal menyebutnya pensiunan.

Sementara dalam pergaulan sehari-hari panggilan untuk pensiunan berkembang mulai dari sebutan resmi sampai basa-basi (Bukan bahas sana bahas sini lho ). Tapi betul-betul termasuk kategori ungkapan adat sopan santun; tata krama dalam pergaulan. 

Sekadar contoh, sejak lama Departemen PU menyebut pensiunan sebagai masa purnabhakti. Hari ulang tahunnya pun, yang jatuh pada tanggal 3 Desember selalu diperingati setiap tahun sebagai Hari Bhakti PU. 

Ungkapan kata pengganti untuk mengormati orang lain dalam bahasa asing disebut Eufemisme. 

Eufemisme sendiri berasal dari bahasa Yunani euphemizei yang memiliki arti kata-kata yang baik. Majas eufemisme dapat berguna untuk menggantikan kata-kata yang dipandang tabu ataupun dirasa kasar dengan kata-kata yang dianggap pantas atau lebih halus (https://www.kompas.com).

Dalam budaya pergaulan sosial di negara kita sangat kaya akan kosa kata eufemisme dan memiliki arti dan makna beragam untuk setiap orang maupun hierarkinya.

Dampak psiko-sosial.

Dalam pergaulan sehari-hari ekspresi eufemisme diyakini memilik dampak psiko-sosial yang dalam: orang yang dimaksud atau lawan bicara dalam berinteraksi diharapkan merasa dihormati dan dihargai, senang, nyaman, dan dapat termotivasi untuk berperilaku baik serta cenderung mempertahankan hubungan emosional yang erat dalam keberlanjutan pergaulan-pergaulan sosial lainnya.

Eufemisme juga memiliki makna penyesuaian diri atau adaptasi di mana kita berada dan dengan siapa kita berhubungan yang memiliki tradisi, adat istiadat, budaya bahkan keyakinan serta agama yang berbeda-beda. 

Dalam suatu frasa terkenal yang pernah diutarakan oleh filosof Herbert Spencer, usai membaca teori Evolusi Charles Drawin, bahwa siapa yang paling kuat dan cepat melakukan adaptasi dia yang mampu bertahan hidup. (https://www.viva.co.id: Aug21,2020 ).

Pensiunan secara psiko-fisik tentu sudah mengalami penurunan kemamapuan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tidak jarang pensiunan akan merasa terasing. 

Bahkan muncul perasaan stres yang rentan memicu berbagai penyakit fisik: seperti darah tinggi, diabetes, jantung dan penyakit komorbid lainnya.

Apalagi kehidupan modern dewasa ini menunjukkan perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat, dunia menjadi sangat terbuka tanpa sekat lagi untuk masuknya berbagai informasi (Hershey & Lugo, Living Psycholgy: 1970,hal. viii). 

Jika seseorang pensiunan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang semakin cepat, dinamis dan kompleks, maka ia cenderung akan mampu melanjutkan kehidupannya dengan relatif baik.

Perlakuan formal dan informal.

Tentu saja sebutan sopan satun kepada pensiunan bukan hanya sekedar basa-basi atau cuma bahas sana bahas sini. Ternyata ada turunan dalam perlakuan formal yang dilembagakan, baik oleh institusi-institusi negara maupun perusahaan-perusahaan.

Pemerintah misalnya, memberikan uang pensiun bulanan yang dikelola oleh PT Taspen dan layanan jasa kesehatan yang semula disebut ASKES atau Asuransi Kesehatan. Kemudian sekarang penyelenggaraannya diintergasikan ke dalam PT BPJS. 

Sementara perusahaan-perusahan besar seperti oil company memberikan penghargaan kepada pensiunan dalam bentuk pesangon yang relatif cukup besar. Jumlah nilai nominalnya ada yang mencapai miliaran rupiah. Bahkan ada sebagian pesangon diberikan dalam jumlah ribuan dolar.

Kebiasaan lain di instansi-instansi pemerintah kepada pegawai yang sudah memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) diberikan tugas perjalanan dinas ke luar kota yang belum pernah dikunjunginya. 

Ada pula Pemda seperti halnya Jawa Barat biasa memberikan uang kadeudeuh atau kasih sayang dalam upacara pelepasan yang sudah memasuki usia pensiun. 

Bahkan pernah saya lihat sendiri langsung di kota Plymouth UK ada tukang pangkas yang memberlakukan jasa pelayanan pangkas rambut secara gratis khusus untuk pensiunan setiap hari Sabtu.

Dewasa ini dalam aktivitas bisnis terutama di kota-kota besar pun, baik di dalam maupun di luar negeri para pensiunan sudah banyak mendapat perhatian dan pelayanan khusus misalnya: naik kereta api dan pesawat terbang, makan di restoran-restoran terkenal serta menginap di hotel-hotel berbintang mendapat potongan harga sampai 20 persen.

Beragam reaksi.

Kenyataan menunjukkan tidak semua pensiunan bersikap mensyukuri dan berlapang dada ( legowo ) menjalani masa pensiunnya. 

Bahkan tidak sedikit pensiunan yang mengalami post power syndrome, dan selalu merasa masih memiliki kekuasaan, kewenangan dan minta dilayani dan dihargai layaknya seperti ia masih memiliki jabatan tinggi dikantor atau di perusahaan.

Tentu saja banyak pensiunan yang hidup sehat dan sejahtera di hari tuanya. Bahkan ada yang masih beraktifitas dan meneruskan hobi sesuai kemampuannya. 

Tidak sedikit yang masih punya teman banyak dan sahabat tertentu untuk berbagi pengalaman menyenangkan. Bukan berbagi kesedihan dan keluhan serta ratapan segala kesulitan hidup.

 Selamat mempersiapkan masa pensiun dan menjalani pensiun dengan qanaah dan bahagia bersama orang-orang yang dikasihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun