Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Olah raga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asgar

25 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 25 Januari 2025   19:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asgar alias Asli  atau Asal Garut. Kita sudah banyak tahu. Garut bukan hanya dikenal dan terkenal karena dodolnya saja. Oleh-oleh cemilan rasa manis yang menguasai pasar sejak puluhan tahun. Terutama karena pemilik usaha dodolnya yang tangguh.  Yang sadar akan dinamika persaingan dan kecenderungan  perilaku pelanggan  yang semakin dinamis dan kompleks.

Dewasa ini semakin jarang pembeli setia.  Pengusaha tidak bisa lagi hanya sekadar berdagang rutin. Hanya menunggu pembeli. Makanan jenis yang sama tumbuh kembang beragam rasa, warna, bentuk dan  kemasan yang semakin menarik perhatian. Kecepatan mencapai jangkauan distribusi dan kemudahan pembeli dalam memperoleh  segala barang dan jasa menjadi kunci keberhasilan dalam memperebutkan pembeli. Iklan-iklan kontemporer bukan hanya sekadar untuk menarik perhatian tapi juga harus mempertahankan, memelihara kesetiaan pembeli dan atau pelanggan secara benar dan jujur.

Dodol merek tertentu tetap tegar dan tidak gentar bersaing ditengah persaingan yang semakin gencar. Hanya merek tertentu yang bisa bertahan. Banyak merek lain yang gugur, tumbang dan bangkrut ditelan zaman bisnis serba bebas, terbuka dan sering menghalalkan segala cara.

Adu domba 

Garut juga terkenal karena dombanya. Terutama  domba jantan yang badannya besar, kekar dan  bertanduk ranggaek. Sejak lama di Garut dan di Jawa Barat, terutama di perkampungan banyak orang yang memelihara domba Garut: jarang dijadikan untuk hewan kurban Idul Adha. Tapi  untuk diperlombakan dalam arena adu domba.

Dua ekor domba diadu kekuatan dengan cara saling menubruk langsung kepala dengan  kepala bagian depan. Kekalahan dalam adu domba ditentukan: kalau salah satu domba tersebut melarikan diri atau keluar dari arena pertandingan. Konon ada kalanya pula adu domba salah satunya atau dua-duanya mengalami kematian di tempat pertandingan.

Menurut penulusuran ChatGPT, pertandingan adu domba Garut, yang dikenal sebagai seni ketangkasan domba dianggap kontroversi dan  pernah dilarang: dianggap identik dengan penganiayaan hewan,  yang akrab disertai dengan kegiatan taruhan dan perjudian.

Walaupun sudah pernah dilarang, namun pertandingan adu domba yang sebenarnya masih saja banyak dilakukan di kalangan masyarakat khususnya di Garut dan di sebagian wilayah Jawa Barat. Bisa jadi istilah adu domba dalam dunia perpolitikan pun berawal dari tradisi adu domba Garut ini.

Tukang cukur

Garut pun terkenal dengan tukang cukurnya. Pada awalnya tukang cukur banyak  yang terbiasa berjalan kaki  dari kampung ke kampung. Ada juga tukang cukur yang biasa mangkal tetap di bawah pohon rindang.

Kini ada Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG) yaitu wadah bagi para pencukur rambut asal Garut. Sebagai pengikat komunitas. Organisasi ini menaungi lebih dari 1.500 anggotanya. PPRG menjadi simbol solidaritas sekaligus sarana untuk meningkatkan keterampilan dan menjunjung tinggi kualitas layanan. Dengan ciri khas ramah, cekatan, dan harga terjangkau, tukang cukur Asgar kini tersebar di berbagai kota besar Indonesia. ( Muh Khamdan, Kompasiana com: 24 Januari 2025 18:30)

Di kota-kota,  kios cukur rambut diberi nama barber shop. Terkesan lebih keren,  menarik, gaul dan  mencitrakan go internasional. Ruangan dalam kios cukur rambut asgar  pun banyak yang sudah mengikuti  kebutuhan dan tuntutan konsumennya: lebih bersih, rapih, harum dan nyaman. Bikin betah para pengunjungnya. Bahkan sudah banyak tempat cukur rambut yang sudah dilengkapi dengan perangkat audio musik, free wify, AC dan tempat duduk untuk  bermain anak-anak. Tukang cukur masa kini banyak pula yang punya akun di platform instagram:  memasang status sambil beriklan. Banyak yang berhasil dan punya pelanggan tetap kalangan menegah ke atas. Tapi tidak sedikit juga yang usahanya begitu begitu saja. Bahkan tidak sedikit yang bangkrut dan harus pulang kampung. Tanpa punya mata pencaharian tetap lagi.

 

Sol Sepatu 

Warga asgar  banyak perantau tangguh, ulet,  disiplin tinggi dan hidup prihatin: dalam hal reparasi sepatu. Layaknya tukang cukur tempo dulu. Banyak tukang sol sepatu yang rutin tiap hari jalan kaki, keluar masuk  dari gang  ke gang di perkampungan kota.

Tukang sol sepatu pejalan kaki pun banyak  yang sudah hijrah . Mangkal tidak hanya di pasar-pasar tradisional. Sudah banyak yang sewa tempat  di pusat-pusat keramaian dan perbelanjaan  modern dan bergengsi, seperti di mall-mall. Mereka punya bos besar. Yang punya banyak duit. Sementara tukang cukurnya  banyak yang masih  sebagai buruh atau kuli.  

Suara Asgar muda

Di bidang seni musik, Garut semakin terkenal dengan munculnya band genre rock metal yang menamakan diri  Voice of Baceprot.  Telah membawa nama Garut ke kancah internasional. Band yang terdiri dari tiga orang perempuan muda berlatar belakang madrasah ini, bisa mendunia berkat bakat, kerja keras, keberanian.

Stasiun TV BBC pun  telah mengulas luas tentang keberhasilan group musik perempuan muda belia yang out of the box ini: kreatif dan inovatif. Tidak lagi terikat oleh aturan-aturan dan cara-cara berpikir dan bertindak konvesional yang  umumnya dilakukan banyak kaum perempuan, Suara Perempuan-perempaun  muda dari Garut ini menyeruak kepermukaan menuntut kepedulian, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran dan keadilan perlakuan dalam  pemberdayaan dan peningkatan kua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun