Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Olah raga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Siklus Kotoran

3 Maret 2024   16:30 Diperbarui: 3 Maret 2024   19:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata “kotor” ( dirty ) pun merambah viral dalam beragam aktivitas manusia: segala sesuatu yang dianggap  jelek dan bahkan buruk bahkan menjijikan. Menerpa benak hati dan pikiran serta emosi berbagai lapisan masyarakat: di kalangan yang berpendidikan, intelektual, bahkan orang-orang awam sekalipun. Itulah konsekuensi dari relasi sosial yang serba bebas, terbuka dan lepas kendali

Bentukan kata kotor menjadi kotoran: Dalam relasi sosial  merupakan buah pikiran, emosi yang mengalir  deras dari pikiran ke  bibir dan lidah  serta tangan: bisa jadi berbentuk kata-kata atau  ujaran, gambar, suara atau video yang merepresentasika sikap benci dan dengki, jengkel, kesal terhadap situasi dan kondisi yang tidak kunjung baik-baik saja. Ujaran-ujaran kotor ditelan, dicerna atau diolah dan mungkin  langsung dibuang kembali sebagai kotoran: yang menyebar diantara kehidupan manusia. Makhluk yang bernama manusia  tidak memiliki  kemampuan yang sama dalam memilah, memilih dan mengolah kotoran: Di mana pun, kapan pun dan dengan siapa pun. Kotoran  yang melampaui kapasitas kemampuan daya dukung nalar dan emosi serta segala tindakan manusia dan lingkungannya akan menimbulkan relasi sosial beracun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun