Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia  sejak tahun 1967 dan ada lebih dari 1.000 TNI dan Polri dan ratusan  personel keamanan swasta di Kuala Kencana.
Pertumbahan darah di Timika tidak jarang terjadi, meskipun pembunuhan terhadap orang asing jarang .
Pada tahun 2015, diberitakan  bahwa sejak tahun 2003, setidaknya 45 orang ditembak dan dibunuh di sepanjang rute 79 mil antara tambang emas Timika dan Grasberg.
Karyawan Indonesia sebagian besar tinggal di Timika, sementara ekspatriat tinggal di daerah yang dijaga khusus, Â di rumah kecil bergaya barat. Â Freeport telah membangun banyak infrastruktur termasuk bandar udara. Anggota suku tinggal baik di dalam batas kota maupun di dalam tanah suku tradisional yang lebih luas. Â
Bagi mereka, kesehatan dan sekolah diberikan secara gratis sebagai bagian dari perjanjian yang mengizinkan Freeport menambang di tanah suku mereka.
 Tradisi dalam suku Komoran juga terus diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.  Pasar tradisional Timika adalah tempat bertemunya budaya lama dan baru. Â
 Jalanan pasar  dipenuhi dengan  toko  yang menjual segala sesuatu mulai dari produk makanan, pakaian, perlengkapan kebersihan, dan bahkan perhiasan.
Sebagian besar kios dan toko, Â , dimiliki oleh pendatang.
Suku Komoran dan masyarakat adat lainnya menjual hasil bumi mereka di pinggir jalan tepat di depan kios-kios. Â
Berbagai macam sayuran, ubi jalar, dan buah-buahan dan sayuran lainnya. Â
 Timika  adalah tempat pertemuan budaya dan agama.  Masjid dengan kubah dan menara bersaing dengan gereja. Pasar jalanannya menyatukan orang-orang untuk bertemu dan berbelanja.
Papua mungkin bergolak, Â tapi kehidupan di Kuala Kencana berjalan dengan aman. Hotel tempat hiburan dan kehidupan modern ada disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H