.
Jokowi akan membangun kota baru yang diberi nama Kota Nusantara. Tapi Soeharto telah lebih dahulu memberi nama sebuah kota yang saat ini kota modern di Indonesia. Namanya kota Kuala Kencana.
Letaknya di Kabupaten Mimika, Papua. Kota ini hanya seluas 511 kilometer persegi dengan enam desa.
Dari desa Iwaka, Naena Muktipura, dKarang Glad, Mulia Kencana, Utikina Baru, dan Bhintuka terbentuklah Kuala Kencana.
Sebelumnya kota ini bernama Kota Baru dan terletak ditengah hutan.
Disini fasilitas sangat lengkap dan modern. Dari lapangan sepak bola, bulu tangkis dalam ruangan, futsal , kolam renang seluas standar olimpiade serta tak lupa adanya lapangan golf.
Mal atau pusat perbelanjaan,
masjid besar dan gereja, serta jalan jalan yang tertata rapi dan kantor perbankan.
Kota Kuala Kencana adalah yang pertama di Indonesia yang menerapkan sistem utilitas bawah tanah sistim listrik, air, dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang modern
Air ledeng yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk dapat dikonsumsi langsung. Masjid Baitur Rahim yang megah di sisi barat dan disebelah timur Gereja Betlehem yang berbentuk seperti rumah Honai.
Iya, kota modern ada disini, ditempat tambang emas senilai $100 miliar.
Pada Tahun 1936, ahli geologi Belanda Jean Jacques Dozy mendaki puncak pulau tertinggi di dunia.
Niatnya untuk mendaki puncak glasial tertinggi di kawasan itu menemukan sesuatu yang luarbiasa. Sampel yang dibawanya adalah deposit emas dan tembaga yang sangat kaya.
Kini dikelola oleh perusahaan Amerika Freeport McMoRan di Grasberg yang menjadi pembayar pajak terbesar di Indonesia.
Berjarak 20 mil dari tambang Grasberg mengalir sebuah sungai . Penambang rakyat mendulang tailing untuk emas.
Perkiraan dari Earthworks menunjukkan bahwa Freeport
membuang sebanyak 200.000 ton limbah tambang emas.
Memadati sepanjang sungai dan gurun delta, ribuan pendulang tanpa izin menopang bagian-bagian kecil untuk memperlambat aliran sungai dan menggali sedimen tebal di sampingnya.
Freeport kini dan 40 tahun yang lalu, adalah “industri strategis”bagi Indonesia. Situs web perusahaan mengatakan metode pembuangan tailing di Grasberg, di sungai terkendali yang telah disetujui oleh pemerintah Indonesia.
Freeport membuat program pengelolaan tailing menelan biaya (Freeport McMoRan) $15,5 juta setiap tahun.
Menurut laporan tersebut, kehidupan air di sungai ikan dan udang layak untuk dikonsumsi, sebagaimana diatur oleh standar makanan Indonesia, sementara sampel kualitas air memenuhi standar air minum.
Dalam laporan BBC 2011 tentang dugaan pencemaran di daerah sekitar Grasberg, perusahaan mengatakan bahwa metode pengelolaan tailing dipilih karena studi menunjukkan dampak lingkungan yang disebabkan oleh bahan limbahnya dapat dibalik.
“Kami berkomitmen untuk menghormati hak asasi manusia (Prinsip Panduan PBB )" kata Freeport
Perusahaan juga menekankan kerja samanya dengan masyarakat adat di Papua Barat . Laporan Freeport McRoRan tahun 2015 tentang pembangunan berkelanjutan mengatakan: “PTFI telah terlibat dengan suku asli Papua selama beberapa dekade, mempromosikan pelatihan keterampilan tenaga kerja, kesehatan, pendidikan dan pembangunan infrastruktur dasar.
Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia sejak tahun 1967 dan ada lebih dari 1.000 TNI dan Polri dan ratusan personel keamanan swasta di Kuala Kencana.
Pertumbahan darah di Timika tidak jarang terjadi, meskipun pembunuhan terhadap orang asing jarang .
Pada tahun 2015, diberitakan bahwa sejak tahun 2003, setidaknya 45 orang ditembak dan dibunuh di sepanjang rute 79 mil antara tambang emas Timika dan Grasberg.
Karyawan Indonesia sebagian besar tinggal di Timika, sementara ekspatriat tinggal di daerah yang dijaga khusus, di rumah kecil bergaya barat. Freeport telah membangun banyak infrastruktur termasuk bandar udara. Anggota suku tinggal baik di dalam batas kota maupun di dalam tanah suku tradisional yang lebih luas.
Bagi mereka, kesehatan dan sekolah diberikan secara gratis sebagai bagian dari perjanjian yang mengizinkan Freeport menambang di tanah suku mereka.
Tradisi dalam suku Komoran juga terus diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pasar tradisional Timika adalah tempat bertemunya budaya lama dan baru.
Jalanan pasar dipenuhi dengan toko yang menjual segala sesuatu mulai dari produk makanan, pakaian, perlengkapan kebersihan, dan bahkan perhiasan.
Sebagian besar kios dan toko, , dimiliki oleh pendatang.
Suku Komoran dan masyarakat adat lainnya menjual hasil bumi mereka di pinggir jalan tepat di depan kios-kios.
Berbagai macam sayuran, ubi jalar, dan buah-buahan dan sayuran lainnya.
Timika adalah tempat pertemuan budaya dan agama. Masjid dengan kubah dan menara bersaing dengan gereja. Pasar jalanannya menyatukan orang-orang untuk bertemu dan berbelanja.
Papua mungkin bergolak, tapi kehidupan di Kuala Kencana berjalan dengan aman. Hotel tempat hiburan dan kehidupan modern ada disini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI