Kehidupan yang penuh dengan keinginan dan nafsu akan membawa seseorang pada ketidakpuasan tiada akhir. Dalam tasawuf, seseorang diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu dan membersihkan hati dari cinta dunia yang berlebihan. Dengan kesederhanaan, hati akan menjadi lebih tenang dan damai.
4. Dekat dengan Allah SWT
Hidup sederhana berarti tidak diperbudak oleh harta dan materi. Ketika hati bebas dari keterikatan duniawi, maka lebih mudah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri hidup dengan kesederhanaan meskipun beliau memiliki akses kepada kekayaan yang melimpah. Beliau tidur di atas tikar kasar, makan dengan porsi yang sedikit, dan selalu bersyukur atas nikmat sekecil apa pun.
Teladan Kesederhanaan dari Para Sufi
Banyak tokoh sufi yang memberikan teladan tentang kesederhanaan. Salah satunya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat Nabi yang dikenal dengan kerelaannya menyumbangkan seluruh hartanya di jalan Allah. Meskipun beliau adalah seorang yang kaya raya, hatinya sama sekali tidak terikat pada kekayaan tersebut.
Begitu juga dengan Umar bin Khattab, yang meskipun memimpin kekaisaran Islam yang besar, namun tetap hidup dalam kesederhanaan. Beliau sering tidur di atas tikar lusuh dan memakai pakaian yang penuh tambalan. Kesederhanaan para sahabat ini bukanlah karena mereka miskin, melainkan karena hati mereka telah dipenuhi dengan cinta kepada Allah dan kehidupan akhirat.
Prinsip Kesederhanaan dalam Kehidupan Sehari-Hari Kesederhanaan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam pola konsumsi, hubungan sosial, maupun dalam pola pikir. Beberapa prinsip yang dapat diambil antara lain:
1. Menghindari Pemborosan
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)
Kesederhanaan mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam menggunakan harta, baik dalam makanan, pakaian, maupun kebutuhan lainnya.