Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Kewarasan, Depresi Bukanlah Lubang Melainkan Terowongan Sinar Terang

21 Agustus 2023   18:42 Diperbarui: 21 Agustus 2023   18:48 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku: Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa karya Kim Haenan dan Park Jongseok. Foto: Sofiah.

"Curhat adalah gerbang menurunkan kesehatan jiwa. Ini agar lebih senditig terhadap kualitas gidup. Setiap remaja pasti berbeda dalam menangani kualitas hidup. Medsos selalu menampilkan yang bagus, orang tidak perlu kehidupan pribadi. Padahal setiap hidup memiliki masalah," terangnya.

Tyas juga membahas mengenai stress. Menurutnya ada dua jenis yakni eustress (stress yang baik) dibutuhkan kemampuan tata kelola yang baik dalam mengelola stress dan distress (stress negatif) perilaku dan pemikiran sudah tertanggu. Ada self hurt atau melukai diri.

 "Masalah kesehatan jiwa itu relasi antar mnusia baik dalam keluarga, tempat kerja, maupun ruang lingkup sosial. Jika bicara remaja, katakanlah pada tahun 2000-an. Orangtua nya hidup di jaman apa? Maka ortu 2000-an juga harus tau ortunya ditahun berapa," kata Penulis yang juga Dosen dan Psikolog Sosial, Nani I R Nurachman.

Dari perjalanan masyarakat Indonesia, dilanjutkannya pernah mengenal lost generation, trauma, inter generalition trauma. Ini bisa sebagai bentuk refleksi. Jika bicara tentang refleksi dan dikaitkan dengan remaja yang bersibuk diri dengan tekonologi digital.

"Jika berbicara tentang berpikir ini mengacu multi tasking maka multi thinking. Bagaimana orangtua membuat panduan dan mewariskan kepada anak-anak tentang hidup sehat," ucapnya.

Saat ini pemerintah benar-benar memperhatikan kesehatan jiwa karena berakaitan dengan SDM. Pendekatan multikultural pun menurutnya sangan dibutuhkan.

Dalam sesi ini juga dihadiri oleh Head of Into The Light Indonesia Ida Ayu Prasasti, Wartawan Desk Humaniora Harian Kompas Evy Rachmawati, serta Peliput desk Humaniora Harian Kompas Deolisa Arlinta, dan moderator acara Wartawan Desk Humaniora Harian Kompas Sekar Gandhawangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun