Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Lebih Dekat dengan Suku Pedalaman Talang Mamak di Riau

2 Agustus 2023   22:50 Diperbarui: 3 Agustus 2023   00:00 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanjak putih dan selendang merupakan ciri khas suku Talang Mamak. Foto: Sofiah.

Rumah Adat Suku Talang Mamak yang tampil pada Gernas BBI BBWI. Foto: Sofiah.
Rumah Adat Suku Talang Mamak yang tampil pada Gernas BBI BBWI. Foto: Sofiah.

2. Pada setiap rumah memiliki tempat penyimpanan khusus barang atau teladai.

Tempat penyimpanan barang yang juga bisa digunakan untuk istirahat. Foto: Istimewa.
Tempat penyimpanan barang yang juga bisa digunakan untuk istirahat. Foto: Istimewa.

3. Tempat Air Minum. Sebagai informasi tempat air minum terbuat dari buah labu bentuknya mirip seperti kendi Jawa. "Dulunya air minum dari buah labu ini direndam dulu di sungai. Kami mau mengenbangkan ini agar tidak hilang sejarahnya. Airnya mampu mengobati beragam macam penyakit," kata M Nur.

Salah satu penari di bagian kanan memegang tempat minum yang terbuat dari buah labu. Foto: Sofiah.
Salah satu penari di bagian kanan memegang tempat minum yang terbuat dari buah labu. Foto: Sofiah.

Namun, saat ini hampir sudah tidak ada lagi yang menggunakam buah labu untuk tempat minum. Menurut guru SD itu lantaran, daerah tempat tinggalnya sudah ada kebun sawit di pinggir sungai. Sehingga, lebih baik mengkonsumsi air dari sumur daripada sungai yang dikhawatirkan telah tercemar bahan kimia.

Talang sendiri menurutnya jika sebagai pemimpin adalah batin menandakan tidak boleh mendahului yang dituakan. Jika berbaris harus memanjang.

4. Kayu Alam

Kayu yang berasal dari alam dijadikan dinding dan pembatas teras. Foto: Sofiah.
Kayu yang berasal dari alam dijadikan dinding dan pembatas teras. Foto: Sofiah.

Kayu untuk dinding adalah kayu alam pilihan yakni terap dan pudu. Kayu yang dijadikan dinding ini harus diambil di hutan lalu kemudian ditumbang. Biasanya kayu yang diambil tingginya mencapai 15 meter.

Pasca ditumbang, kayu bukan dikuliti begitu saja. Namun, dipukul-pukul hingga akhirnya bisa diambil, dijemur hingga kering. Menurut Kades Kadisan jika tidak sampai kering kayu akan menggulung. Proses pengeringan mencapai 5 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun