Piwyuk-piwyuk terbuat dari bahan-bahan yang mudah dijumpai yakni pulut ketan ataupun tepung. Topingnya, bisa ayam maupun durian. Sesuai selera. Rasanya gurih.
Ada juga masakan tradisional. Salah satunya tumis lompok makanan tradisional khas Lubuk Bigau yang berbahan dasar pucuk upi, ayam kampung, dan santan kelapa.Â
Kemudian, pakasam makanan terbuat dari rebung dan untuk bumbunya ampo padi yang direndang terus ditumbuk sampai halus. Lalu, diaduk dan difermentasikan selama waktu yang ditentukan. Sebagian orang ada juga yang memberi ikan sebagai toping.
Masakan lainnya yakni sambalado imbang asam seperti membuat sambal pada umumnya dan di campurkan dengan imbang asam. Imbang asam itu sejenis terong hutan.
Di balik itu semuanya, masih adanya keresahan yang dirasakan masyarakat sana. Melalui Kepala Desa Lubuk Bigau, Rinas, dalam kesempatan bertatap muka dengan pihak PLN. Menurutnya, jika musim hujan telah tiba, listrik yang padam itu bisa mencapai berhari-hari bahkan satu minggu.
"Untuk itu kami meminta agar diberikan solusi mengenai listrik," pintanya.
Untuk diketahui sumber listrik yang berada di Lubuk Bigau ada sekitar dua tahun ini. Disebutkan Rinas sangat bersyukur dan berterima kasih karena pencahayaan di desa yang dipimpinnya telah masuk.
Keresahan selanjutnya yang dirasakan sebagai pemimpin desa yakni jaringan internet. Ia meminta agar adanya internet yang secara khusus masuk. "Kalau sekarang udah ada namun belum bisa merasakan seutuhnya. Karena warga harus ke warung internet (warnet)," katanya.
Hal lain yang menjadi catatan yakni perihal jalan dan pendidikan. Perlu adanya perbaikan jalan dan pendidikan yang merata. Itu mengingat salah satu dusun di Desa Pangkalan Kapas, warganya sudah pada pindah lantaran akses jalan yang susah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H