Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Alam Lubuk Bigau dan Keresahan Masyarakat

23 Juli 2023   20:08 Diperbarui: 25 Juli 2023   01:12 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piwyuk-piwyuk adalah kue tradisional khas Lubuk Bigau yang dibungkus dari kantong semar. (Foto: Sofiah.)

Piwyuk-piwyuk terbuat dari bahan-bahan yang mudah dijumpai yakni pulut ketan ataupun tepung. Topingnya, bisa ayam maupun durian. Sesuai selera. Rasanya gurih.

Ada juga masakan tradisional. Salah satunya tumis lompok makanan tradisional khas Lubuk Bigau yang berbahan dasar pucuk upi, ayam kampung, dan santan kelapa. 

Kemudian, pakasam makanan terbuat dari rebung dan untuk bumbunya ampo padi yang direndang terus ditumbuk sampai halus. Lalu, diaduk dan difermentasikan selama waktu yang ditentukan. Sebagian orang ada juga yang memberi ikan sebagai toping.

Masakan lainnya yakni sambalado imbang asam seperti membuat sambal pada umumnya dan di campurkan dengan imbang asam. Imbang asam itu sejenis terong hutan.

Masakan tradisional lainnya sambal lado imbang dan pakasam. (Foto: Sofiah.)
Masakan tradisional lainnya sambal lado imbang dan pakasam. (Foto: Sofiah.)

Di balik itu semuanya, masih adanya keresahan yang dirasakan masyarakat sana. Melalui Kepala Desa Lubuk Bigau, Rinas, dalam kesempatan bertatap muka dengan pihak PLN. Menurutnya, jika musim hujan telah tiba, listrik yang padam itu bisa mencapai berhari-hari bahkan satu minggu.

"Untuk itu kami meminta agar diberikan solusi mengenai listrik," pintanya.

Untuk diketahui sumber listrik yang berada di Lubuk Bigau ada sekitar dua tahun ini. Disebutkan Rinas sangat bersyukur dan berterima kasih karena pencahayaan di desa yang dipimpinnya telah masuk.

Keresahan selanjutnya yang dirasakan sebagai pemimpin desa yakni jaringan internet. Ia meminta agar adanya internet yang secara khusus masuk. "Kalau sekarang udah ada namun belum bisa merasakan seutuhnya. Karena warga harus ke warung internet (warnet)," katanya.

Hal lain yang menjadi catatan yakni perihal jalan dan pendidikan. Perlu adanya perbaikan jalan dan pendidikan yang merata. Itu mengingat salah satu dusun di Desa Pangkalan Kapas, warganya sudah pada pindah lantaran akses jalan yang susah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun