"Lets go," seru kami.
Perjalanan DLK kali ini benar-benar menguras energi. Bukan ingin menyalahkan puasa, rasanya ingin mokel.
"Udahlah iman setipis kertas, jalan masih panjang. Mana bergelombang dan rusak. Ini DLK apa DLK," keluh kawan yang duduk di bangku tengah.
Perjalanan kali ini ke daerah yang berada di ujung Bumi Lancang Kuning. Tepatnya di daerah Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil). Jalannya benar-benar menantang melewati jalan rusak dna bergelombang serta perbaikan tarup yang kerap longsor dan abrasi.
Jalan lintas itu masih sempit. Kerap pengendara mengeluh. Belum lagi dilewati mobil bertonase besar serta mobil batu bara. Rasanya berada di negeri dagelan.
Sesampainya di tempat penginapan, biasanya arah kiblat telah ditentukan. Namun, Diana tak kunjung menemukan. Ia pun kemudian mencari dengan aplikasi kompas.
Saat menjalankan ibadah, ia tak mengira jika Akira berada di ranjang lantaran dibalut selimut putih. "Kaka, jangan bilang udah salat?!" katanya.
"Udah," jawabnya.
"Aaaa.. Gimana ini?" serunya.
"Iya tadi pakai kompas arahnya ke sana. Daripada aku salah arah. Tenang, Tuhan tau kok maksud ibadah ini," terangnya seraya menenangkan Akira.
"Kaka ini. Yasudahlah yang penting tak salah arah," ujar Akira mengalah.