Masjid menjadi rumah ibadah umat muslim. Disetiap belahan dunia, masjid pun memiliki ragam dan ciri baik dari gaya arsitektir serta filosofi yang beranega ragam.
Di Bumi Lancang Provinsi Riau, selain Masjid Agung An-nur yang terkenal oleh khalayak, namun masjid yang satu ini tidak kalah indah dan estetik. Masjid yang didominasi warna kuning dan keemasan pada ornamennya ini, menjadi ciri khas dari Masjid Al Mujahidin di Jalan Jendral, Labuh Baru, Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Mulanya, masjid tersebut didirikan pada 1983. Wakaf tanah dari almarhum H Saridin Datuk Bendaro Jambak. Selain itu, ia pun yang memodali pembangunan masjid.
Begitulah disampaikan Ketua Umum Pengurus Masjid Al Mujahidin, Jabar Nur Said. Dana yang dikucurkan sebesar 1 M di atas tanah 90 meter x 50 meter yang juga merupakan hasil dari pembebasan lahan.
Seiring berjalannya waktu masjid pun terus mengalami renovasi, tepatnya pada 2008. Peletakan batu pun langsung oleh Gubernur Riau pada zamannya, yakni Rusli Zainal.
Menariknya, pembangunan masjid yang halamannya ditanami pohon kurma ini dibiayai oleh salah seorang mualaf Tionghoa sebesar Rp5 M. Sehingga, dalam waktu 2 tahun pembangunan masjid pun rampung.
Pasca pembangunan selesai, pada Agustus 2011, pengurus masjid diajak oleh seorang Tionghoa itu untuk bisa menuntun dan masuk ajaran Islam. Secara langsung meminta bantuan untuk mengganti agama di KTP.
"Sejak saat itu ia masuk muslim dan namanya menjadi Aseng Marsudi. Setelah itu disusul istrinya. Kini mereka pun kerap melakukan jamaah di masjid," tuturnya.
Masjid permanen yang kokoh dengan didominasi warna kuning, hijau, dan keemasan itu rupanya memiliki arti yakni melambangkan Melayu. Baik dari segi corak maupun ornamennya. Sehingga, pengrajin pun didatangkan khusus yang membuat ornamen Melayu.