Finally, I have done. Kataku kepada temanku usai ujian di salahsatu kursus bahasa Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Jika melihat ke atas, langit mulai berwarna abu-abu dan angin pun berembus. Pertanda, cuaca tak begitu bersahabat.
Aku pun mulai kena serangan panik lantaran ini list beberapa pekan yang lalu untuk bisa healing ke alam bebas sambil melihat bintang. Hiyaaaak macam betul aja ya kan haha
Ini di luar dugaan. Pikirku, aku bakal dapat undian ujian diawal ternyata nomor dua terakhir. Sehingga, memakan waktu lama di situ. Belum lagi, aku mengajak anak gadis orang yang notabenenya anak rumahan. Syukurlah, sang kaka mengizinkannya lantaran harus menginap di moment kemping ceria yang menurut aplikasi google maps memakan waktu 1 jam 36 menit.
Kalau boleh jujur, aku pun sebenarnya takut karena waktu keberangkatan benar-benar menuju senja. Pasti sampai di sana maghrib. Dan benar saja itu terjadi.
Sampai lupa, bagi anda warga Kediri, pasti sudah tidak asing lagi dengan wisata Besuki yang menyajikan panorama perbukitan dan bonus air terjun. Kawasan yang berada di bagian timur lereng Gungan Wilis ini semakin menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah untuk kemping ceria. Ketinggiannya berkisar 125 MDPL.
Aku bersama rekanku, Risma, namanya, terus mengikuti arahan google maps begitu melewati kota Kediri dengan titik awal Pare. Di perjalanan, kami pun saling menebak jika ada orang yang menggendong ransel dipastikan menuju Ndolo.
Hari semakin gelap. Jalanan semakin sunyi dan mulai terlihat pepohonan besar, hutan pinus, dan rindang dengan bonus tanjakan dan turunan. Pokoknya paket komplit deh. Catatan: usahakan kalau ke sana jangan sore, apalagi cewe. Ya, kalau rame-rame atau nekat gapapa tapi pastikan kendaraan sudah diservis.
Lanjut, sebagai yang dituakan dan suka main ke alam, aku pun sok cool meski sebenarnya takut karena jalanan sunyi dan yang lewat truk besar. Namun, aku harus tenang agar si dede panggilan akrab, tidak ikut cemas. Aku pun menyarankan untuk tidak membalap trul tersebut, namun lama-lama gas ajalah, imbuhku.
Jujur saja, aku sebenarnya kasihan, sudahlah aku yang ngajak, dia pula yang bawa. Karena hanya kami berdua di jalan, aku pun mencoba mengarahkan dede menepi ke warung pinggir jalan untuk memastikan lokasi. Air mineral pun jadi andalan wajib untuk sesi tanya jawab.