Aku pun acuh tak acuh masuk ke tenda. Tidur ayam adalah keahlianku. Pikiranku takut anak orang digondol makhluk tak kasat mata. Untunglah saat kuintip masih ada. Aku pun mengabadikan moment si jamet itu tidur di luar wkwk
Pukul 08.00 pagi, kami putuskan untuk bangun lalu sarapan nasi bungkus yang telah kami beli saat perjalanan mendaki. Langit mendung mendukung kemping ceria. Kayu kering yang masih kokoh dan tinggi di belakang tenda kami menjadi objek poto dan semakin menarik karena adanya semak belukar.
Kabut dan embun pagi seolah menyemangati kami untuk melanjutkan ke puncak Puthuk Gragal yang bisa dijangkau sekitar 30 menit. Kami hanya membawa HP dan dompet sementara perlengkapan lain kami tinggal di dalam tenda.
Melihat para pendaki bercengkrama di tengah awan bergerak ke tempat lain, itulah salah satu hal yang dapat aku dan teman-teman pendaki lain rasakan di Puncak Puthuk Gragal. Selain itu, Gunung Penanggungan pun terlihat dari sini. "Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan."
Jika melangkah lagi ke atas, sebelah kanan tak jauh dari tulisan Puthuk Gragal 1.480 MDPL, terdapat Bukit Iwak Asin layaknya sabana. Mendengarnya saja langsung membuat perut lapar ya haha Di tempat itu seolah diingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan dan terdapat banyak pohon yang berlabel dari mahasiswa KKN.
Menariknya, saat di puncak, Vivi berasa seperti artis. Banyak pendaki yang ingin berpoto bersamanya. Bagaimana tidak, ia berparas cantik, berkulit putih, dan ramah. Rombongan kami pun tak lupa diajak berpoto ria oleh penggemar slank dan juga pendaki asal Bali. Luar biasa bukan guys buah dari pendakian dan Puthuk Gragal ini paket lengkap kemping ceria ada hutan, coban, dan savana. (Sofiah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H