Indonesia merupakan negara yang berada di lintasan garis khatulistiwa yang membuat Indonesia disinari matahari sepanjang tahun. Seperti yang kita ketahui, sinar matahari memiliki sejuta manfaat. Kandungan vitamin D alaminya dipercaya dapat membantu mempercepat metabolisme tubuh terutama dalam proses pembentukan dan perkembangan tulang.
Berjemur di pagi hari merupakan cara yang tepat mendapatkan vitamin D. Paparan sinar matahari yang mengenai kulit dapat mengaktifkan pembentukan vitamin D pada tubuh. Selain itu, menurut seorang peneliti di Amerika, Florence Nightingale, mengatakan sinar matahari juga dapat mencegah dan mengobati rakitis. Sangat menyehatkan bukan?
Hal tersebut diperkuat juga oleh pendapat seorang peneliti dari Departemen Dermatologi di University of  Connecticut School of Medicine, Erisa Alia mengatakan bahwa kulit manusia memiliki sisi khusus untuk pembentukan vitamin D. Sintesis vitamin D pada kulit manusia diaktifkan oleh radiasi sinar UVB dengan panjang gelombang 280-315 nm. Lalu, tahukah kamu kapan sih waktu dan cara yang tepat berjemur untuk memperoleh vitamin D alami dari radiasi UVB sinar matahari?
Terlepas dari hal tersebut, permasalahan utamanya adalah bagaimana cara menyeimbangkan manfaat dan bahaya dari efek sinar UV. Tingkat sintesis vitamin D pada tubuh manusia berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor seperti berikut:
- Kondisi geografis
Kondisi geografis ini berkaitan dengan paparan sinar matahari, kondisi ozon di atmosfer, dll. Tidak semua negara mendapatkan paparan sinar matahari sepanjang tahun
- Faktor individu
Faktor individu berkaitan dengan jenis warna kulit, usia, BMI. Seseorang dengan kulit gelap sangat kaya akan melanin yang dapat melindungi lapisan kulit dari bahaya paparan sinar matahari sehingga seseorang dengan kulit gelap membutuhkan waktu paparan sinar matahari yang lebih lama.
- Kebisaaan seseorang
Kebiasaan ini berhubungan dengan kegiatan di luar ruangan dan cara berpakaian. Seseorang yang banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan dan kurang mendapatkan paparan sinar matahari akan berdampak pada kurangnya konsentrasi vitamin D dalam tubuh.
Seorang peneliti di Brazil mengatakan bahwa sumber vitamin D dari makanan seperti telur, daging, dan jamur kurang memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh sehingga perlu asupan vitamin D dari sinar matahari. Asupan vitamin D dari sinar matahari diperoleh sebanyak 90% dan bertahan 2x lebih lama dalam darah dibandingkan vitamin D dari makanan.
Di sisi lain berjemur di bawah sinar matahari juga dapat menimbulkan beberapa efek samping lho. Radiasi sinar matahari yang berlebihan dapat berdampak pada kulit, mata, dan sistem imun. Paparan sinar matahari kronik menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak struktur dan lapisan kulit sehingga kulit tampak lebih kusam hingga beresiko tinggi mengalami penuaan dini.
      Tetapi tenang saja, efek tersebut hanya akan muncul jika berjemur dengan cara dan di waktu yang salah. Lalu, Bagaimana sih cara berjemur yang benar dan aman? Berikut tipsnya
- Berjemurlah antara jam 10.00-15.00
Sinar matahari yang mensintesis vitamin D secara efektif berkisar antar pukul 10.00-15.00 karena waktu tersebut merupakan kadar tertinggi radiasi UVB. Berjemur selama 6-8 menit dan dilakukan 2 kali/minggu cukup untuk memperoleh vitamin D dari sinar matahari.
Seseorang berkulit gelap membutuhkan waktu 3-5 kali lebih lama untuk mendapat paparan sinar matahari karena memiliki kandungan pigmen melanin yang lebih banyak disbanding seseorang berkulit cerah. Namun, menggunakan sunscreen dan pakaian yang sesuai tetap penting untuk menghindari dampak negatif sinar matahari terhadap kulit.
- Gunakan sunscreenÂ
Sunscreen merupakan bahan kosmetik yang mampu memantulkan sinar UV penyebab kulit kusam. Penggunaan sunscreen juga merupakan suatu langkah mengurangi dampak negatif paparan sinar matahari. Gunakan sunscreen di dalam maupun luar ruangan karena radiasi sinar UVA tetap dapat menembus kaca. Daerah tropis seperti Indonesia membutuhkan SPF (Sun Protection Factor) di atas 15 yaitu 30. Jadi, pilihlah  sunscreen kosmetik dengan SPF 30++ ya!
      Penggunaan sunscreen yang paling baik yaitu 15-30 menit sebelum keluar rumah agar dapat terserap optimal pada kulit. Pengaplikasiannya pun harus diulang 2 jam setelah beraktivitas. Adapun takarannya yaitu sekitar 5 ml atau setara dengan 1 sendok teh. Penggunaan pada wajah dan leher yang dianjurkan yaitu sebanyak 2 ruas jari.
- Gunakan pakaian yang sesuai
Peneliti dari Departemen Dermatology, Medical University of dz, Poland mengatakan bahwa pakaian yang cocok digunakan untuk berjemur merupakan pakaian dengan UPF (Ultraviolet Protection Factor) lebih dari sama dengan 7. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kain sutra, katun, dan bahan rajutan memiliki UPF 6,6 sehingga tak cocok digunakan untuk berjemur karena tidak dapat menghalau dampak negatif dari sinar matahari. Biasanya, pada pakaian terdapat label UPF yang bisa kamu pilih.
- Gunakan kacamata hitam
Kacamata hitam berguna untuk melindungi mata dari radiasi sinar matahari
Mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun merupakan suatu anugerah yang harus dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan berjemur sejenak untuk merasakan manfaat dari paparan sinar matahari. Untuk meminimalisir efek samping dari berjemur di bawah sinar matahari langsung, kamu dapat menerapkan tips di atas ya agar dapat memperoleh manfaatnya sekaligus aman dan menyehatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H