Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ideologi memiliki otoritas yang sangat penting untuk menjaga stabilitas kehidupan sosial, terutama di negara-negara multicultural. Sebagai negara berpenduduk , masyarakat di negara Indonesia tersebut perlu menyadari bahwa hidup di negara dengan populasi yang sangat "jamak" ke atas.
Pluralisme bersifat positif dan optimis terhadap pluralisme agama, menerimanya sebagai realitas yang nyata dan berbuat baik dalam konteks realitas pemahaman individu, didefinisikan sebagai sistem nilai yang tetap kuat. Tanpa kesadaran seperti itu, negara indonesia bisa menjadi pribadi yang toleran di satu sisi dan umat beragama di sisi lain, akan sulit untuk menjadi bagian. Bangsa-bangsa beragama menjadi dalam bentuk agama yang dianut dan mempercayainya.
Sebagai negara atau bangsa yang multikultural dan menuntut orang hidup berdampingan dengan cara yang berbeda, konflik antarmanusia, terutama yang berdasar agama, terkadang tak terhindarkan.
Orang-orang menemukan bentuk yang semakin canggih melalui penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang kita ketahui bahwa globalisasi dapat ditandai dengan kemudahan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak hanya menawarkan beragam manfaat positif sebagai contoh praktis kehidupan, tetapi juga pola kognisi sosial baru pada (budaya dalam kehidupan). Terkait dampak negative, Konflik antar negara dan antar pemeluk agama yang berbeda semakin canggih bentuknya.
Akibatnya, ancaman bagi bersama baru, terorisme, muncul. Tidak pernah secara jelas diidentifikasi sebagai dalang terorisme di tingkat internasional. Tuduhan beberapa pihak bahwa umat Islam terlibat dalam tuduhan motif diskriminatif terhadap dunia Islam justru menciptakan stigma negatif di dunia dalam hal Islam sebagai sistem agama dan sosial. Akibatnya, kasus yang sangat penuh kontroversi bisa menimbulkan ketegangan antar pemeluk agama yang berbeda, seperti Indonesia, yang merupakan akhir dari perang antar agama.
Oleh karena itu, kondisi kerukunan antarumat beragama di Indonesia menjadi permasalahan utama di negara yang majemuk ini demi mewujudkan dimensi kerukunan yang merupakan bagian dari impian besar bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Tentu saja, dibutuhkan langkah ke depan agar meyakini dan mengikuti ajaran agama dan kitab-kitab sucinya, dan Pancasila dianggap sebagai landasan bersama menggunakan pola pikir konstruktif yang dinamis.
Dalam diskusi kali ini, kita harus mengetahui terkait bagaimana pentingnya mengetahui struktur pluralisme dan multikulturalisme dalam arti kerukunan diantara umat beragama, yang mencakup. Pentingnya pluralisme dalam arti kerukunan antarumat beragama dan sifat multikulturalisme sebagai bentuk kondisi kerukunan diantara umat beragama.(Masduki, 2016)
Untuk melahirkan masyarakat multi-etnis dari budaya di Indonesia ini tentunya membutuhkan perspektif yang lebih kuat tentang nasionalisme Indonesia. Nasionalisme Indonesia yang muncul setelah kebangkitan nasionalisme mendapati perubahan dalam perubahan selanjutnya, terutama di era reformasi yang menuntut rumusan baru nasionalisme Indonesia dalam rangka melahirkan negara-bangsa multikultural yang diwujudkan melalui adanya pembelajaran nasional.
Sebelum kita berdiskudi lebih jauh, alangkah baiknya kita mengetahui pengertian dari pluralism. Pengertian dari pluralisme nasional adalah pandangan yang mengakui keragaman domestik seperti Indonesia. Istilah jamak berarti jenis yang berbeda, tetapi lebih dari sekedar pengenalan. Namun, memiliki implikasi politik, sosial, dan ekonomi.
Oleh karena itu, pluralisme dikaitkan dengan prinsip demokrasi. Banyak negara yang mengaku sebagai negara demokrasi, namun tidak menyadari adanya pluralisme dalam kehidupan mereka, yang berujung pada berbagai bentuk pemisahan. Pluralisme berkaitan dengan adanya hak hidup kelompok masyarakat yang ada di masyarakat. Komunitas-komunitas ini memiliki budayanya sendiri dan keberadaannya diakui oleh negara.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan luas bangsa Indonesia dibentuk oleh banyak suku, agama, bahasa, budaya, adat istiadat, dan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Pluralisme dan multikulturalisme menunjukkan terkait adanya perbedaan dalam kehidupan bernegara.
Jika diatur dengan baik, pluralisme dan multikulturalisme menciptakan energi positif dalam pengelolaan bangsa. Di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, pluralisme dan multikulturalisme dapat merusak dan menimbulkan malapetaka bagi masyarakat dan bangsa. Konflik sosial dan kekerasan antar kelompok masyarakat yang kerap kali terjadi adalah dampak yang timbul dari pluralisme dan multikulturalisme yang tentunya tidak terkelola dengan baik. Mengingat realitas kekerasan yang berkepanjangan di Indonesia, seperti kerusuhan Sampit, konflik agama di Sambas, dan kerusuhan sosial yang tidak pernah selesai di wilayah Aceh dan Papua.
Terkait minimnya kesadaran akan pluralisme dan multikulturalisme dalam kehidupan manusia tidak hanya menjadi isu politik domestik di Indonesia, tetapi juga menjadi isu global yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengubah cara berpikir kolektif dan pribadi masyarakat Indonesia dalam mengatasi masalah itu. tentunya diperlukan perkembangan kesadaran akan nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme.
Adanya pembelajaran dilihat menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme. Pembelajaran terkiat hal ini dapat dilihat sebagai perjuangan untuk kedewasaan, pembebasan, dan pengakuan terhadap pluralisme dan multikulturalisme. Kesadaran akan pluralisme dan multikulturalisme dapat tumbuh dengan baik jika dikomunikasikan kepada generasi muda melalui pendidikan sejak dini.
Melalui pendidikan, sikap saling menghargai akan hal yang berbeda di sekitar lingkungan kita berkembang dengan baik, melihat nilai-nilai budaya yang melingkupinya dan mengupayakannya untuk memahami secara mendalam dan akhirnya mengevaluasinya. Dalam pendidikan multikultural, setiap budaya memiliki nilai dan kebenarannya masing-masing.
Di sini bahwa kita perlu memahami nilai budaya dan membuka pikiran Anda. Pendidikan multikultural memberikan keleluasaan mental bagi negara untuk menghadapi konflik sosial sehingga adanya persatuan bangsa tidak begitu mudah pecah atau rusak. Jadi bisa dimengerti disini pentingnya pendidikan multikultural untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia dan keutuhan negara tetap terjaga serta agar integrasi negara semakin kuat.
Tidak ada yang bisa menyangkal fakta bahwa Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Keanekaragaman Indonesia tercermin tidak hanya pada banyaknya pulau yang bersatu di bawah kendali satu negara, tetapi juga pada beragamnya warna kulit, bahasa, suku, agama, dan budaya. Oleh karena itu, masalahnya bukan pada kondisi di mana negara ini sangat beragam, tetapi pada bagaimana cara kita melihat dan mengatur perbedaan ini. Di sinilah makna "pluralisme dan multikulturalisme" yang harus selalu digali.
Dari topik yang telah kita diskusikan di atas bahwa terkait pluralism itu tadi adalah struktur hubungan timbl balik berbagai kelompok yang saling menghargai dan toleransi, termasuk suku, agama, ras, dan golongan. Pengertian terkait mulikulturissme sedniri yaitu bahwa multikulturalisme merupakan suatu falsafah yang dapat diartikan mennjadi sebuah idealisme yang mencondongkan diri pada kesatuan kelompok budaya yang berbeda dengan kepemilikan hak sosial dan politik yang sejajar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Masduki, H. (2016). Pluralisme dan Multikulturalisme dalam Perspektif Kerukunan Antar Umat Beragama. Dimensi, 9(1), 15--23.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H