"Bapaakk! Â Laa yasrabbanaa ahadukum qaaiman"Â
Cerita seorang teman ketika dipergoki anak perempuan semata wayangnya sedang minum sambil berdiri. Seorang anak yang baru duduk di TK enol besar.
Di lain waktu, seorang siswa spontan duduk, begitu melihat gurunya yang sering mengomentari kalau ada yang makan jajan atau minum es sambil berjalan atau berdiri.
"Cantik cantik makan sambil jalan, ilang cantiknya!"
Kenapa sih begitu sulitnya membiasakan diri makan minum sambil duduk, makan minum menggunakan tangan kanan...
Adakah ini berkait dengan pengasuhan pada masa kecil?
Kalau kita perhatikan banyak ibu-ibu yang anaknya mulai mpasi saat menyuapi makan sambil jalan-jalan, dengan maksud supaya anak mau makan. Bahkan jika anaknya sudah bisa berjalan dibiarkan sambil berlarian kesana kemari, yang penting makannya habis.
Kebiasaan sedari kecil yang demikian akan terbawa sampai besar, bahkan sampai tua. Karena sudah dianggap biasa, jadi tidak perlu dirubah.
Apalagi sekarang mulai trend standing party, yaitu suatu konsep pesta yang minim tempat duduk, sehingga para tamu mau tidak mau harus berdiri saat menikmati hidangan. Trend yang berasal dari Eropa.
"Konsep pesta standing party adalah trend pesta yang berawal dari Eropa, yang notabenenya mereka yang menganut ajaran non muslim. Sebab, makan dan minum berdiri dalam ajaran non muslim diperbolehkan. Islam agama yang sempurna telah mengajarkan semua tata cara yang baik dalam kehidupan, salah satunya adab makan dan minum," tutur ustadz Mugiyono kepada As SAJIDIN, Senin, 2 Februari 2015
Kemudian standing arty dianggap sebagai sesuatu yang modern di sebagian masyarakat kita, yang lama-lama menjadi pemikiran bahwa itu hal yang lumrah.