"Bagaimana?"tanya kakaknya.
"Enak,"jawabnya ringan.
"Makanlah sedikit-sedikit telurnya. Supaya tubuhmu menyesuaikan diri, Besok pagi aku akan datang lagi dan memasakkanmu makanan lain yang teskturnya lembut."
"Terima kasih, Kak,"sahut Lisa penuh haru. "Kakak besok tidak bekerja?"
Yang ditanya tersenyum hangat. "Selama ini aku jarang mengambil cuti. Kini saatnya bagiku untuk cuti beberapa hari demi merawat adikku tersayang,"guraunya seraya mencubit pipi lawan bicaranya.
Mereka berdua tertawa lepas. Senang sekali rasanya persaudaraan mereka sudah pulih seperti sediakala.
***
Kondisi Lisa berangsur-angsur pulih. Pelan tapi pasti, kerongkongan panas dan rasa mual di lambung tidak muncul lagi ketika dirinya sedang makan atau mendengar berita yang kurang baik. Wajahnya berseri-seri setiap hari. Dia gembira bisa kembali mengkonsumsi makanan yang digemarinya. Berat badannya pun naik kembali seperti sediakala.
Psikiater menyatakan terapinya sudah selesai. Lisa dianjurkan tetap rutin bermeditasi selama sepuluh menit di pagi dan malam hari demi menjaga keseimbangan jasmani dan rohaninya. Dengan demikian diharapkan gangguan psikosomatis yang dialaminya tidak akan pernah timbul kembali.
Hubungan Lisa dengan kakaknya semakin harmonis dan dirinya bertekad tidak akan membiarkan apapun merusaknya kembali.
Selesai