Kemudian perempuan cantik itu mengucapkan terima kasih dan berpamitan. Sepeninggal ibunya, mulai tampak ketidakpatuhan Sonia. Ketika diarahkan untuk berbaris bersama siswa-siswa lainnya, gadis kecil berkuncir satu itu menolak, berteriak-teriak, mendorong anak yang berbaris di depannya sehingga menubruk anak lain di depannya pula dan seterusnya yang menyebabkan semua anak di barisan itu jatuh tertelungkup!Â
Total ada tiga anak, perempuan semua pula. Isak tangis pun menyeruak. Guru-guru dengan sigap menenangkan bocah-bocah polos tersebut sehingga mereka kembali bernyanyi dengan riang gembira di barisan, menyerukan yel-yel bersama teman-teman lainnya, sementara si pembuat kegaduhan segera kugiring masuk ke dalam kelas.
Anak perempuan berwajah innocent itu langsung berkeliling, tertawa-tawa kegirangan melihat gambar-gambar kartun yang lucu-lucu dan berwarna-warni yang dipajang di segenap penjuru dinding kelas. Sesekali dia melompat-lompat sambil mengepak-ngepakkan kedua tangannya bagaikan seekor burung.Â
Oh, flapping hands, batinku mengenali gejala yang seringkali muncul apabila anak autis sedang tersentuh emosinya, baik saat ia sedang merasa gembira atau bahkan panik. Tampaknya kondisi pertama yang sedang dialami oleh Sonia saat ini.
Tiba-tiba tangan mungilnya mengambil sebuah buku bergambar pelangi dan menyodorkannya kepadaku. "Baca buku,"pintanya dengan kalimat yang terbatas. Kubacakan buku itu dengan nada ceria dan sesekali mengajak Sonia berkomunikasi.
"Dan warna ini adalah...?"
"Melah!"
"Lalu ini warna...?"
"Kuning!"
Demikianlah gadis kecil ini mampu menjawab dengan benar semua pertanyaanku tentang macam-macam warna di buku itu. Disamping itu gambar-gambar seperti orang, rumah, langit, awan, pohon, dan sebagainya mampu dilabelnya dengan gamblang.
 Asalkan jari tanganku menunjuk pada gambar yang kumaksud dan kugunakan kata-kata yang singkat namun jelas, dia mampu menjawab pertanyaanku dengan tepat. Sesekali dielus-elusnya halaman-halaman pada buku itu terutama yang ada gambarnya. Aku mulai bisa meraba, sepertinya anak ini termasuk tipe pembelajar secara visual dan kinestetik, yaitu lebih banyak menggunakan daya penglihatan dan sentuhan motorik.