Ternyata...kupon tersebut hanya dapat ditukarkan dengan sebuah paket hemat untuk anak kecil! Banyak orang tua yang tersenyum kecut karena hidangan yang disuguhkan terlalu sedikit. Mereka akhirnya terpaksa merogoh kocek sendiri untuk menambah hidangan.
Souvenir yang diberikan juga terkesan alakadarnya. Hanya terdiri dari sebuah wafer, biskuit, dan permen yang dibungkus dengan manisnya. Sayup-sayup kudengar suara ibu-ibu berkasak-kusuk, "Mana papanya Ella, ya? Kok tidak kelihatan."
Aku tertegun. Baru kusadari bahwa sejak tadi memang tidak terlihat kehadiran orang yang diperkenalkan sebagai papanya Ella. Mama Ella hanya ditemani oleh ibu dan saudara-saudaranya.
***
Beberapa waktu kemudian berbagai keganjilan yang kurasakan pada diri Tante Tere terungkap ketika aku bersama suamiku menjenguk pamannya yang dirawat di rumah sakit akibat komplikasi diabetes. Bang Andy, putra sulung paman, sedang menemani ayahnya saat itu. Tiba-tiba dia bertanya kepadaku,"Nisa masih bersekolah di TK Ceria?"
"Iya, Bang."
"Sekelas dengan Ella?"
"Lho, kok tahu? Abang kenal Ella?"
"Kenal Lita tepatnya, mama Ella. Kami sempat berpacaran sekitar enam bulan, lalu putus dua bulan yang lalu."
Aku ternganga tak percaya. Lalu kakak sepupu suamiku itu bercerita,"Sebenarnya Lita itu sudah lama berpisah dengan suaminya. Mereka tidak kunjung bercerai karena mamanya selalu mempengaruhi Lita untuk menuntut harta gono-gini yang besar. Mamanya itu angkuh dan materialistis sekali! Kakak Lita yang agen asuransi itu dipacu terus untuk bekerja keras demi memenuhi ambisinya hidup bergelimang harta. Kakaknya yang lain sudah telanjur berumah tangga dan tinggal jauh di luar pulau, sehingga mamanya tidak mampu mengendalikannya.
Sedangkan adik Lita sendiri sudah dijodohkan dengan putra tunggal seorang pengusaha kaya-raya. Aku terpaksa memutuskan hubungan dengan Lita karena sudah tidak tahan dengan tuntutan mamanya yang berlebihan. Minta mobil baru-lah, liburan ke luar negeri-lah, ini-itulah. Mamanya itu beranggapan kalau bisa hidup mewah itu berarti diberkati Tuhan. Kalau tidak punya apa-apa berarti sudah banyak berbuat dosa sehingga dihukum Tuhan. Makanya dia sangat anti hidup sederhana. Suka sekali berpenampilan mewah sekeluarga, tapi perhitungan sekali terhadap orang lain!"