Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | PUTRI SEJATI DAN BAYANG-BAYANG KEHIDUPAN

1 Februari 2025   08:32 Diperbarui: 1 Februari 2025   09:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia sabar menanti kedatanganku dari dapur dengan secangkir teh panas dan ubi kukus. Kini, kursi itu kosong.

*"Ibu sehat ?"*

Seandainya ada suara itu lagi di rumah ini. Seandainya anak-anak itu masih ingat bertanya.
Tapi mereka sibuk. Sibuk dengan keluarga mereka. Dengan rumah mereka yang lebih besar. Dengan mobil mereka yang lebih mewah.

Pernah, aku mencoba menelepon. *"Bu, kami sibuk ya, lain kali ya, Bu,"* begitu katanya. Lain kali. Lain kali. Lain kali yang tak pernah datang.

Kini, aku tak mau lagi mengharapkan mereka menginap di sini. "Kamarnya sempit dan panas, cucu Ibu nanti rewel dan mengganggu Ibu, ..." , begitu ucap mereka.

Padahal dulu mereka tiap hari di situ, dari kecil hingga menikah.

Yaa, sudahlah. Sekarang mereka punya pilihan dan bisa bayar hotel bintang lima. Bahkan  aku dibawa nginap di sana.

"Sarapan paginya enak,  yaa Bu, ... Ibu, kok cuma makan nasi goreng ? 'Kan ada yang lain, ada _steak_ , sop buntut dan bebek peking. Itu "kan dulu kesukaan Ibu".

"Senny, Ibu lagi pingin nasi goreng saja", jawabku.

***

Aku beranjak ke ruang tamu. Ruangan yang dulu ramai mainan mereka sering berserakan di sini, kini terasa seperti makam. Sepi.
Hanya jam dinding yang terus berdetak, tak pernah berubah. Seolah menghitung waktu yang tersisa untukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun