"Lengkap buat apa?" Ahmad bertanya dengan nada sinis.
"Lengkap buat beli kesenangan, Bro! Apa pun ada di sini. Dari cinta sesaat, ilusi kebahagiaan, sampai... tiket cepat ke akhirat!" Aldo terkekeh.
"Ya, semua jurusan akhirat. Neraka yang gerah sampai surga yang sejuk," gumam Ragil sambil memesan air mineral di bar.
"Ragil, please deh. Jangan jadi spoilsport," Prita mencemooh.
***
*Dialog Filosofis di Tengah Keriuhan*
Sementara yang lain larut dalam hingar-bingar, Ragil dan Ahmad memilih duduk di sudut ruangan.
"Gil, lo yakin kita nggak salah tempat?" Ahmad bertanya sambil memandangi gelas kosongnya.
"Ahmad, kadang-kadang manusia butuh salah tempat untuk sadar arah yang benar," Ragil menjawab sambil menatap lantai dansa.
"Kok gue merasa ironi banget. Kita di sini, menikmati dunia sementara di luar sana hujan seperti mengingatkan kita akan sesuatu."
"Ironi, Mad. Jakarta itu kota penuh paradoks. Kita bisa menemukan surga dan neraka di satu jalan yang sama," Ragil melanjutkan.