Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Di Balik Pegunungan Senja

6 Desember 2024   02:21 Diperbarui: 6 Desember 2024   02:24 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu, Nak," jawab Erni sambil tersenyum. "Kami hanya pelancong tua dan penulis, senang bertemu orang baru."

Wanita itu tersenyum lemah dan mulai bercerita, tanpa ditanya.

Seperti biasa, Erni dan Dona menerapkan jurus milik pemburu berita. Jurus yang membuat nyaman sang lawan bicara, sehingga "nyerocos" bercerita.

Semua adegan dan ucapan kenalan baru itu, lengkap terekam di kamera kecil yang bertenger di atas kepala Erni dan Dona. Kamera "go-pro".

Kisah yang Menyayat Hati

"Nama saya Yuni," katanya, suaranya bergetar. "Saya punya suami, dulunya pejabat. Tapi, dua tahun terakhir, hidup saya berubah jadi mimpi buruk."

Dona segera mengeluarkan buku catatannya. Bukan untuk sekadar menulis cerita, tetapi agar ia bisa memahami kehidupan yang berbeda dari miliknya.

"Suami saya selingkuh. Pertama dengan dua pembantu kami, lalu tetangga. Teman arisan Yuni. Dia bahkan menikahi mereka secara siri," lanjut Yuni, matanya mulai berair.

"Saya bertahan karena anak-anak saya. Mereka butuh sosok ayah, meski suami saya itu jarang di rumah."

"Apakah anak-anak tahu apa yang terjadi?" tanya Erni lembut.

Yuni menggeleng. "Tidak. Mereka pikir saya yang salah. Mereka sering bertanya kenapa Ayah tidak pulang. Saya takut mereka membenci saya jika tahu yang sebenarnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun