Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Fatherless Bias Perspektif Keluarga di Antara Bunga

12 Oktober 2024   22:18 Diperbarui: 12 Oktober 2024   22:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal fakta saat ini, semakin banyak pasangan yang sama-sama bekerja, demi tercukupinya biaya kehidupan keluarga. Tak jarang pula pendapatan istri jauh lebih besar dari gaji suami.

Dari fakta diatas, mestinya kultur dominasi suami mulai berubah. Tak boleh suami tak peduli pada pekerjaan rumah. Istri sudah terbebani bekerja cari uang, tak pantas-lah suami ongkang-ongkang jadi mandor di rumah.

Di sisi lain, dengan semakin terbukanya akses informasi dan pola pikir yang lebih modern, generasi muda ayah sekarang jauh lebih terlibat dalam pengasuhan anak, baik secara fisik maupun emosional. Perubahan ini masih membutuhkan waktu, namun tanda-tanda positif sudah mulai terlihat.

Ada sisipan pengakuan, bahwa ketidak-berdayaan dan kemiskinan adalah fasilitas bagi kaum mapan. ART adalah wujudnya, bekerja tanpa batasan jam kerja dan jaminan sosial yang diundangkan

*Saran*
Untuk mengurangi stigma fatherless, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir tentang peran ayah dan ibu dalam rumah tangga.

Setiap anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, harus dilibatkan dalam berbagai tugas rumah tangga dan pengasuhan anak.

Jangan membedakan peran berdasarkan gender, dan mulai mengajarkan hal ini sejak dini kepada anak-anak. Dengan begitu, diharapkan generasi berikutnya bisa tumbuh dalam lingkungan yang lebih seimbang dan menghargai keterlibatan kedua orang tua.

Tambahan, setiap keluarga yang mempekerjakan ART, wajib mentunaikan hak-hak pekerjanya.

------------

Selasa, 10/09/2024 12:46:17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun